Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukan Israel untuk tidak melakukan gencatan senjata dengan Palestina. Keputusan ini menimbulkan kontroversi dan menambah ketegangan di wilayah konflik Israel - Palestina. Netanyahu telah menjabat sebagai Perdana Menteri Israel sejak 2022, dan menjadi tokoh penting dalam politik Israel selama lebih dari dua dekade.
Perdana Menteri Israel tersebut menyampaikan pengumuman pada hari pertama gencatan senjata, Minggu 19 Januari 2025. Netanyahu memerintahkan militer Israel penjajah untuk tidak memulai gencatan senjata di Gaza. Keputusan Netanyahu tersebut mendapat banyak reaksi dari komunitas internasional, banyak negara telah menyerukan gencatan senjata untuk menghentikan kekerasan dan mengurangi korban sipil.
Benjamin Netanyahu menitahkan bahwa gencatan senjata tidak akan dimulai di Gaza, sampai Hamas mengeluarkan semua nama tawanan yang akan dibebaskan.
"Perdana Menteri menginstruksikan IDF bahwa gencatan senjata yang seharusnya mulai berlaku pada 08.30 pagi waktu setempat, tidak akan dimulai sampai Israel memiliki daftar nama korban penculikan yang dibebaskan dan telah Hamas janjikan untuk diberikan," kata kantor PM Israel, Minggu 19 Januari 2025.
Lalu dalam sebuah pernyataan, Hamas menyalahkan keterlambatan penyerahan nama karena alasan lapangan teknis. Hamas mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan pekan lalu.
Namun Hamas telah menegaskan kembali bahwa mereka berkomitmen untuk melakukan gencatan senjata, dan akan menyerahkan semua nama tersebut sesegera mungkin. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H