Mohon tunggu...
Syifa Hanina
Syifa Hanina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam 2C, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kiat Sukses Berdakwah di Era Digital

17 Juni 2024   18:27 Diperbarui: 17 Juni 2024   18:29 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh : Dr. Syamsul Yakin, MA. & Syifa Hanina

(Selaku Dosen & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Tidak dapat dipungkiri bahwa dai adalah bagian dari masyarakat online. Dai dapat dengan mudah berbagi pesan dakwah dalam hitungan detik melalui blog, media sosial, wiki, forum, dan dunia virtual lainnya yang disediakan oleh penyedia layanan internet.

Sebagai anggota masyarakat online, dai dapat terlibat dalam perang narasi. Jika secara konvensional mereka melakukan perang narasi secara tatap muka, di era masyarakat online ini perang narasi bisa dilakukan secara virtual hanya dengan menggunakan dua ibu jari.

Perang narasi dalam dunia dakwah adalah aktivitas virtual dai untuk menyampaikan gagasan dan mengajak masyarakat online menjalankan perintah Allah serta meninggalkan larangan-Nya. Disebut perang narasi karena banyaknya konten yang bertentangan yang menyerbu masyarakat online.

Untuk berhasil dalam mengajak dan mempengaruhi opini masyarakat online, dai perlu menerapkan beberapa kiat, teknik, dan trik. Pertama, ketika menggunakan berbagai platform, dai harus mampu menggugah emosi masyarakat online, seperti membuat mereka merasa sedih, gembira, responsif, atau marah.

Untuk membuat konten yang menarik, durasinya sebaiknya tidak lebih dari tiga menit, dengan resolusi dan rasio aspek video yang sesuai rekomendasi pakar komunikasi. Jika diperlukan, teks singkat sebagai keterangan gambar (caption) sebaiknya menggunakan bahasa baku.

Ini adalah aspek keahlian khusus dalam multimedia yang harus dipahami oleh seorang dai setidaknya secara umum. Aspek lain dari konten, baik teks maupun gambar, sebaiknya didasarkan pada data dan riset. Dengan demikian, masyarakat online akan memberikan penghormatan karena menganggap dai memiliki wawasan multidisipliner.

Kedua, masyarakat online yang menjadi sasaran narasi dai pasti memiliki manhaj dan mazhab yang berbeda dalam Islam. Dalam konteks sosial-politik, mereka juga mungkin berasal dari berbagai organisasi dan afiliasi politik yang berbeda. Oleh karena itu, teks dan gambar yang dibagikan harus bersifat inklusif, toleran, dan moderat.

Saat ini, dai yang moderat, cerdas, toleran, dan inklusif biasanya memiliki banyak pengikut di Instagram dan TikTok, tweeps di Twitter, subscriber di YouTube, serta teman di Facebook, dan mereka umumnya disukai. Dai tidak boleh pasif sebagai anggota masyarakat online.

Ketiga, dai harus memiliki akun resmi di media sosial populer seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram, Twitter, dan lainnya tanpa keraguan. Untuk menjaga keamanan semua akun tersebut, dai harus menggunakan kata sandi (password).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun