Mohon tunggu...
Politik

Gemu Fa Mi Re, Tarian Kebahagiaan dan Persatuan: Puan MAharani Hebat

1 September 2017   01:58 Diperbarui: 1 September 2017   02:41 11814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Pelaksanaan Pekan Kerja Nyata (PKN) dan Jambore Nasional Revolusi Mental yang meriah, ada satu hal yang terlihat "manis", yaitu ketika semua orang yang hadir pada acara pembukaan meluangkan waktu untuk menari. Ya, menarikan sebuah tarian yang berasal dari Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Gemu Fa Mi Re, dengan lagu yang asik didengar, boomingdan sempat menjadi primadona.

Semua orang pada acara tersebut, mulai dari menteri, gubernur, camat dan lurah, dan semua yang hadir di Stadion Manahan Solo, termasuk Puan Maharani ikut menarikan tarian tersebut bersama anggota TNI dan Polrti menirukan instruktur yang menjadi peraga di depan. Semua orang tertawa, bahagia. Semangat.

Kebahagiaan itulah, yang sejatinya diinginkan Puan Maharani melalui pelaksanaan Pekan Kerja Nyata dan Jambore Nasional Revolusi Mental, yaitu bahwa revolusi mental selain harus menjadi pendorong kemajuan bangsa, juga menjadi bagian penting dari kebahagiaan masyarakat Indonesia melalui hidup yang semangat, bekerja keras, berintegritas, dan berjiwa gotong royong. Makna tarian, adalah kebahagiaan.

Puan Maharani hebat dalam mengejawantahkan revolusi mental, melalui sesuatu yang sederhana, semisal tarian dan nyanyian.

Selain itu, pemilihan tarian dan lagu Gemu Fa Mi Re khas Maumere adalah bagian pengejawantahan nilai-nilai revolusi mental dan pancasila yang sesungguhnya dimana setiap apapun yang dihasilkan oleh bangsa ini, adalah milik bangsa yang bisa dinikmati secara bersama. Itulah makna persatuan dan kesatuan yang melekat dan menjadi khittahkita dalam menjadi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lagu Gemu Fa Mi Re yang asyik ciptaan Nyong Franco dengan tarian sederhana tapi representasi dari kesederhanaan dan kebahagiaan bisa dinikmati oleh siapapun rakyat Indonesia, dan dari suku manapun. Kalau mau dihitung, yang hadir di acara tersebut mayoritas adalah Suku Jawa, tapi dengan begitu nikmatnya, bisa menikmati dan "merasa memiliki" lagu dan tarian tersebut.

Artinya, Puan Maharani cerdas dalam menghadirkan sesuatu yang penuh nilai, bahwa lagu dan tarian Gemu Famire bukan hanya sebagai representasi dari kebahagiaan masyarakat Indonesia tapi sekaligus pengejawantahan dari kesatuan dan persatuan bangsa.

 Puan Maharani jelai, karena itulah sebenarnya revolusi mental dan penguatan nilai-nilai kepancasilaan, melalui hal yang sederhana tapi bernilai: tarian kebahagiaan, kebersamaan, dan persatuan secara bersamaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun