Mohon tunggu...
Syifa Elsa
Syifa Elsa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yang Terpenting adalah Kebutuhan, Bukan Keinginan

7 Juli 2018   11:44 Diperbarui: 7 Juli 2018   17:14 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

" Kalau kata Sujiwo Tejo, Hidup ini seperti Akting, mau berakting di film atau berakting di teater, keduanya bisa kalian tolak. Yang tak bisa kalian tolak adalah berakting dalam kehidupan sehari -- hari atas dasar naskah semesta : takdir " . heuheu

Tiga bulan terakhir ini, bagi adik adik kelas 3 SMA adalah bulan senang sekaligus gelisah, senang karena sudah lulus SMA sekaligus otw menjajakkan kaki ke kampus dan gelisah bagi mereka yang tertolak berkali kali tes perkuliahan.  Bagi yang sudah ketrima saya ucapkan selamat semoga selalu lancar kedepannya, tapi bagi yang belum lolos SBM,UMPTKIN,DE EL EL. Terus lah mencoba, karena banyak jalan menuju roma, percayalah!      

Kehidupan itu ibarat batu yang kita lempar, akan jatuh dari atas ke bawah, sebuah kenyataan yang takkan pernah bisa dipungkiri dalam ilmu fisika kita mengenalnya dengan hukum gravitasi, sedangkan dalam islam kita mengenalnya sunnatullah : ketetapan allah / takdir . 

Namun kita sebagai manusia memiliki kehendak untuk melemparkan kemana batu yang akan kita jatuhkan, ke timur, barat selatan, utara, barat daya, apalah -- apalah, dilempar kemanapun itu hak kita, akan tetapi kita harus menyadarinya, bahwa tidak semua batu yang kita lempar akan tepat sesuai dengan sasarannya, menjauhi banget, kurang mepet banget, eh ngga ngena sama sekali, alias gagal. kalau sudah seperti itu, jangan kecewa yang mendalam, ketidak sempurnaan dalam usaha kita menandakan bahwa kita memang sebatas hamba.

Tentu sebagai hamba yang baik kita tidak akan kecewa, marah, sebel terhadap segala ketetapan-Nya ( ya gapapa sih sedih sebentar hehe manusiawi), tapi kita harus sadar setelah usaha, doa, dan tawakkal, kegagalan bukanlah sebagai kesalahan, melainkan sebagai evaluasi dimana letak kesalahan yang menjadikan kegagalan.

Konon, Albert Einstein dalam penelitiannya " lampu bohlam " telah mengalami 1000 kegagalan lampunya tidak mau menyala, namun di akhir ceritanya ia mengatakan bahwa kegagalan mengajarkan dia 999 alasan  kenapa lampu tersebut tidak  mau menyala, sekali lagi percayalah, kegagalan adalah sebuah pelajaran bagi mereka yang mau mengambil hikmah. Kalau sudah bisa mengambil hikmah dari suatu kejadian apakah masih bisa sakit hati ? hehe

Terkadang memang susah menjalani sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita, kalau sudah begitu kadang kaki berat sekali untuk melangkah, bahkan untuk mengurai senyumpun terasa begitu beku, ahelahh. Butuh perjuangan yang begitu besar rasanya untuk bangkit dari keterpurukan semacam itu. Ingat, kita tidak pernah sendiri,kita punya banyak tangan, punya banyak lengan yang hebat, orang tua kita dan juga teman -- teman yang senantiasa ada untuk kita. Dan tentunya kita punya Allah yang Maha Hebat.  

Sebagai manusia, saya juga pernah mengalaminya, apa yang saya harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, sakit ? tentu. tapi bagaimanapun, kita harus tetap menjalaninya, Allah lebih mengerti apa yang kita butuhkan bukan sekedar apa yang kita inginkan. Toh, dengan seperti itu kita masih bisa tetap hidup. Asalkan kita tetap mau berproses. Mungkin dari kegagalan -- kegagalan tersebut bisa menjadikan kita banyak pelajaran.

Oh ya, setiap segala usaha yang kita lakukan, jangan pernah lupa berdo'a dan perbanyaklah sholawat, " barang siapa yang bersholawat atas nabi 100 kali sehari  maka akan di penuhi 100 kebutuhannya " ingat, kebutuhannya, bukan keinginannya.

Kalau sudah sholawatan tapi masih galau, yasudah ayo soweran wkwkwk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun