Sebagai kota metropolitan di Bali, Denpasar mengalami dinamika pertumbuhan yang kompleks. Hubungan timbal balik antara tingkat kesejahteraan ekonomi (diukur melalui PDRB) dan tekanan demografi (kepadatan penduduk) menjadi sorotan utama. PDRB yang merupakan cerminan total nilai tambah yang dihasilkan di Kota Denpasar, menjadi indikator penting untuk mengukur tingkat aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kota ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, PDRB Kota Denpasar mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh kinerja sektor pariwisata yang kuat serta kontribusi sektor jasa dan perdagangan. Sebagai destinasi wisata utama, Denpasar berhasil menarik minat wisatawan mancanegara yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sektor perdagangan dan jasa, khususnya pariwisata, telah menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar. Data BPS menunjukkan kontribusi yang sangat besar dari sektor ini terhadap PDRB. Namun, pandemi COVID-19 yang berdampak signifikan pada sektor pariwisata telah menyebabkan penurunan tajam pada PDRB Kota Denpasar. Grafik pertumbuhan PDRB dari BPS menggambarkan dengan jelas fluktuasi yang terjadi akibat pandemi.
2013-2019: Periode ini menandai pertumbuhan ekonomi yang stabil. PDRB Denpasar meningkat setiap tahun, didorong oleh kenaikan jumlah wisatawan, meningkatnya investasi di sektor properti, serta berkembangnya sektor perdagangan dan jasa. Sektor pariwisata, yang menjadi pendorong utama PDRB, mengalami ekspansi besar-besaran dengan pembangunan hotel, restoran, serta infrastruktur pariwisata lainnya.
2020-2021: Penurunan tajam terjadi akibat pandemi COVID-19. Pembatasan perjalanan internasional dan domestik menyebabkan penurunan drastis jumlah wisatawan, yang berdampak langsung pada sektor pariwisata dan jasa, sehingga PDRB Denpasar mengalami kontraksi signifikan selama dua tahun ini.
2022-2023: Pemulihan ekonomi mulai terlihat pada tahun 2022 ketika pembatasan mulai dilonggarkan, dan wisatawan kembali datang. Namun, proses pemulihan ini masih belum sepenuhnya mengembalikan perekonomian ke level sebelum pandemi.
Penurunan PDRB dalam periode tertentu, terutama pada tahun 2020-2021, disebabkan oleh beberapa faktor kunci yang mempengaruhi ekonomi Kota Denpasar, antara lain:
- Pandemi salah satu faktor utama yang memicu penurunan PDRB di Denpasar. Kota ini bergantung pada pariwisata, yang terpukul keras oleh larangan perjalanan, penutupan hotel dan restoran, serta pengurangan aktivitas ekonomi. Sektor pariwisata dan jasa mengalami dampak terparah, dengan banyak pelaku usaha kecil dan menengah gulung tikar akibat menurunnya kunjungan wisatawan.
- Selama masa pandemi, minat investasi di sektor pariwisata dan properti menurun drastis. Ketidakpastian ekonomi membuat investor cenderung menunda atau membatalkan rencana investasi mereka di Denpasar.
- Krisis ekonomi global yang dipicu oleh pandemi dan gejolak geopolitik turut memengaruhi perekonomian Denpasar. Ketergantungan pada wisatawan mancanegara menyebabkan dampak langsung ketika negara-negara pengirim wisatawan utama mengalami resesi atau membatasi warganya untuk bepergian.
Meski pandemi membawa tantangan, terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memulihkan dan meningkatkan PDRB Denpasar di masa yang akan datang:
- Diversifikasi Ekonomi, Ketergantungan yang terlalu besar pada sektor pariwisata membuat ekonomi rentan terhadap guncangan eksternal. Oleh karena itu, Denpasar perlu mengembangkan sektor ekonomi lain seperti teknologi informasi, pendidikan, industri kreatif, dan sektor keuangan. Dengan mendorong pertumbuhan start-up digital dan bisnis kreatif, Denpasar dapat mengurangi ketergantungan pada pariwisata dan meningkatkan kontribusi sektor lain terhadap PDRB.
- Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Mengingat pariwisata tetap menjadi sektor utama, pemerintah perlu fokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berorientasi pada konservasi lingkungan dan pelestarian budaya. Ini tidak hanya menarik wisatawan berkualitas tinggi tetapi juga memperpanjang siklus hidup industri pariwisata di Bali dan Denpasar.
- Peningkatan Kualitas Infrastruktur, Pembangunan infrastruktur yang baik menjadi faktor penting dalam meningkatkan ekonomi jangka panjang. Pengembangan infrastruktur transportasi, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan teknologi digital perlu menjadi prioritas. Infrastruktur digital, seperti jaringan internet yang lebih cepat dan stabil, juga mendukung pengembangan sektor teknologi dan ekonomi kreatif.
Kepadatan penduduk mengacu pada jumlah penduduk per satuan luas wilayah. Kota Denpasar memiliki luas wilayah sekitar 127,78 km dengan jumlah penduduk yang terus meningkat. Berdasarkan data terakhir dari BPS, kepadatan penduduk di Denpasar sudah mencapai lebih dari 6.000 jiwa per km, menjadikannya salah satu kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Denpasar menjadi magnet bagi penduduk dari berbagai wilayah di Bali dan luar Bali untuk mencari pekerjaan dan kesempatan ekonomi yang lebih baik. Kota ini menyediakan lapangan pekerjaan di sektor formal dan informal, terutama di bidang pariwisata dan perdagangan. Sebagai pusat ekonomi dan pariwisata, banyak orang dari luar daerah yang bermigrasi ke Denpasar untuk menetap sementara atau jangka panjang.