Mohon tunggu...
Syifa Aulia Putri
Syifa Aulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Memiliki hobi dibidang olahraga renang dan golf ⛳

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Komunikasi dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Anak

26 November 2024   14:48 Diperbarui: 26 November 2024   14:51 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi antara orang tua dan anak merupakan dasar penting dalam perkembangan psikologis anak. Sebagai media utama interaksi, komunikasi berperan dalam membantu anak memahami emosi mereka, mengekspresikan perasaan, dan membangun hubungan yang sehat. Melalui interaksi yang terbuka dan penuh empati, orang tua berperan dalam membangun lingkungan aman yang mendukung kesejahteraan emosional dan kesehatan mental anak. Komunikasi bukan hanya pertukaran informasi, tetapi juga cara keluarga menciptakan dan memelihara hubungan, yang membantu anak-anak mengembangkan rasa aman dalam berbagi dan mengekspresikan diri mereka.

Dalam perspektif psikologi perkembangan, komunikasi antara orang tua dan anak memiliki dampak besar terhadap keseimbangan emosional anak. Komunikasi yang sehat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, serta memperkuat kemampuan mereka dalam mengelola stres. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan komunikasi terbuka dan suportif memiliki risiko lebih rendah terhadap gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Komunikasi juga berperan dalam membantu anak belajar mengenali dan memahami emosi mereka. Dalam hubungan yang komunikatif, anak belajar bahwa emosi mereka adalah sesuatu yang dapat dibicarakan dan diolah, bukan sesuatu yang harus ditekan atau diabaikan. Komunikasi yang efektif dan mindfulness communication atau komunikasi yang berkesadaran penuh, membantu anak memahami perasaan mereka dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi konflik serta menjaga stabilitas emosi dalam berbagai situasi kehidupan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas komunikasi antara orang tua dan anak. Salah satu faktor utama adalah tingkat stres dan beban hidup yang dialami oleh orang tua. Misalnya, dalam situasi seperti pandemi COVID-19, keluarga dihadapkan pada tekanan tambahan seperti kehilangan pekerjaan, ketidakpastian ekonomi, dan perubahan rutinitas yang secara signifikan dapat mempengaruhi suasana di rumah dan pada gilirannya, komunikasi keluarga. Stres yang tinggi pada orang tua dapat menghambat mereka untuk menjadi pendengar yang baik dan responsif terhadap kebutuhan emosional anak. Selain itu, keterampilan komunikasi orang tua juga mempengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan anak-anak mereka. Komunikasi yang kurang efektif atau dominan satu arah (misalnya, hanya memberikan instruksi atau teguran tanpa mendengarkan) dapat membuat anak merasa tidak didengarkan atau dianggap tidak penting. Sebaliknya, komunikasi dua arah yang terbuka memungkinkan anak untuk merasa dihargai dan didukung, yang penting dalam membangun kepercayaan diri dan stabilitas emosional.

Komunikasi yang positif memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan psikologis anak. Ketika anak merasa bahwa mereka dapat berbicara dengan bebas dan mendapatkan dukungan emosional dari orang tua, mereka cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih baik dan kemampuan yang lebih kuat dalam mengatasi tantangan emosional. Komunikasi yang empatik dan saling menghargai dalam keluarga mengajarkan anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat dan mendukung hubungan yang kuat antara anggota keluarga. Komunikasi yang baik dalam keluarga membantu mengembangkan keterampilan sosial pada anak. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang komunikatif cenderung lebih mudah beradaptasi dalam lingkungan sosial dan memiliki empati yang lebih besar terhadap orang lain. Dalam jangka panjang, anak-anak ini memiliki kecenderungan lebih rendah untuk mengalami masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi karena mereka memiliki fondasi yang kuat dalam menghadapi stres.

Strategi komunikasi yang mendukung kesehatan mental anak:

1.Pendengaran Aktif

Pendengaran aktif melibatkan perhatian penuh terhadap apa yang disampaikan oleh anak. Ketika orang tua mendengarkan dengan seksama, anak merasa didengarkan dan dihargai, yang memperkuat rasa percaya dan kepercayaan diri mereka. Dengan mendengarkan secara aktif, orang tua juga dapat menangkap tanda-tanda stres atau kecemasan pada anak sejak dini.

2.Validasi Perasaan Anak

Salah satu cara paling efektif untuk mendukung kesehatan mental anak adalah dengan mengakui dan menghargai perasaan mereka. Validasi perasaan berarti mengakui emosi anak tanpa menghakimi atau menolak, yang membantu mereka memahami bahwa semua emosi, termasuk yang negatif, adalah bagian normal dari pengalaman manusia.

3.Keterbukaan dalam Dialog

Keterbukaan dalam dialog memungkinkan anak merasa bahwa mereka dapat berbicara tentang apa saja tanpa takut dihakimi atau ditegur. Orang tua perlu menciptakan suasana yang memungkinkan anak untuk berbicara secara terbuka tentang perasaan dan pengalaman mereka. Ini adalah dasar penting dalam membangun hubungan yang kuat dan mendukung kesejahteraan mental anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun