Apa yang akan anda lakukan ketika pacar anda, bahkan yang berencana menikah dengan anda ternyata pernah menjadi homoseksual? Saya jadi miris. Tidak terbayang jika terjadi pada saya. Ini adalah kisah sepenggal kawan saya yang saya kira pantas buat saya bagi. Dia sudah menjalani hubungan dengan kekasihnya selama hampir 2 tahun. Dan, tentu saja mereka berencana menikah. Saya berkawan dekat dengan wanitanya, dan saya pun mulai dekat dengan laki-lakinya. Jujur saja, saya menulis bukan untuk mengumbar kisah mereka namun saya ingin mengambil hikmah yang saya tulis dan saya dapatkan ini. Setiap orang pernah melakukan khilaf dan dosa. Tentu bukan ranah kita untuk mengungkap mereka masuk neraka atau surga. Iya, kan? Kawan saya tentu tidak pernah tahu bahwa pacarnya pernah mengalami hal buruk sebagai seorang homoseksual. Apa yang anda pikirkan jika anda jadi kawan saya? Meninggalkannya? Atau membatalkan pertunangan dengannya? Berawal ketika kawan saya dan pacarnya jalan-jalan ke salah satu Mall di Bandung dan bertemu seorang laki-laki macho, berkulit bersih, Korean style banget lah. Enggak jauh berbeda dari Rain Bi (katanya). Dia menyapa Rusdi (sebut saja nama pacar kawan saya itu). Dan mereka pun ngobrol sebentar. Sebagai orang yang tidak berkepentingan, teman saya memilih masuk ke toko perhiasan setelah memperkenalkan diri. Ya, sekadar melihat-lihat. Namanya juga cewek, enggak jauh dari perhiasan dan giwang. Hahaha
Seminggu setelah pertemuan dengan “Rain Bi”, Rusdi menjadi agak pemurung dan agak galau. Teman saya sudah khawatir ada cewek lain dalam hubungannya. Tapi salah, Rusdi dengan segala kepasrahannya mengaku bahwa laki-laki yang dia lihat seperti Rain Bi itu adalah mantan pasangan homo seksualnya. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya hati teman saya. Saya aja sampai Syock. Berasa kepengin pingsan di pelukan Matthew Bellamy dan dininabobokan sama Dominic Howard. Oh Tuhan, buat saya, cobaan hubungan ini agak berat. Saya mengelus dada sendiri ketimbang teman saya yang menunduk nangis di hadapan saya. Entah saya harus bagaimana. Mengelus pundaknya saya agak canggung, memeluknya agar dia tenang juga saya tidak biasa lakukan. Akhirnya saya dengar curhatan dia dan ikut terharu dengan tangisnya. Mau diapakan lagi? Sudah bisa tertebak bagaimana marahnya teman saya. Rusdi pun tidak melakukan apa-apa. Mungkin dia pasrah. Ah, saya jadi pengin meluk cowok nyah. Lha??? #gamparguedong! Cukup lama teman saya bersedih dengan kejadian ini. Ya, siapa yang akan menyangka bahwa pasangan yang akan menjadi suaminya adalah seorang yang pernah melakukan homoseksual. Beberapa bulan berlalu, saya bertemu Rusdi. Rusdi: Ranti bilang sesuatu ya ke elo? Saya: umm… apa? Rusdi: bilang aja si, gue gak apa-apa. Saya: ya banyak yang dia bilang ke gue. Soal apa? Rusdi: gue gay Saya: umm itu. Gimana ya. Rusdi: jawab aja. Gue gak apa-apa Iya sih lo yang enggak apa-apa. Tapi bagaimana dengankuuuuuu #lebay ala nikita willy Saya: iya sih dikit Rusdi: banyak juga enggak apa-apa. Gue boleh curhat enggak? Saya: lha? Boleh aje, lebih dari curhat juga gak apa-apa. Heu #nyengir enggak penting. Rusdi: dulu gue jadi gay, biar bisa jajanin adik-adik gue. Saya bengong. Rusdi: gue dibayar 50.000 buat sekali oral. Dan sumpah, disini gue gak jadi perempuan. Saya masih melongo. Menunggu Rusdi melanjutkan curhatannya. Rusdi: gue gak yakin Ranti mau nerima gue lagi apa enggak. Yang jelas, gue bener-bener sayang sama dia. Gue tulus cinta sama dia. Dan jujur, gue mau nikahin dia. Saya terharu, so sweet juga laki-laki ini. Saya: hmmm kenapa bilang ke gue? Rusdi: gue butuh tempat curhat. Gak apa-apa kan? Saya ngangguk aja. Duh, jadi pengen meluk nih cowok. Rusdi: gue mutusin jadi gay bukan karena emang gue mau. Tapi biar gue dapet duit buat ngasih angpau ke adik-adik gue buat lebaran. Gue tau duitnya haram. Gue ngelakuinnya pas malam takbiran. APPPAAAAAA?????? #musik shitnetron. Saya tidak bisa menelan ludah sendiri. Segitu mirisnya. Saya: elo, nusuk? #agak hati-hati juga pas nanya ini. Tapi gimana, kepalang pengen tahu juga. Hehe Rusdi: iya, dan gue enggak mau jadi ceweknya. Gue cuma dioral, abis itu nusuk, kalo udah selesai, gue dibayar. Nyesak juga dengarnya. Tapi itulah percakapan saya dengan Rusdi. FYI, saya nulis ini juga atas ijin dari mereka. Hehehe. Kalau enggak, manalah saya pantas menulis seperti ini. Ternyata Rusdi dibayar 50.000 untuk satu kali melakukan oral. Artinya, jika dia melakukan hal lain lagi, bayarannya berbeda. Ini berlangsung beberapa tahun yang lalu.
Berat juga buat Ranti untuk menerima. Lambat laun, dia mulai ikhlas dengan masa lalu pacarnya. Enggak instan juga, sih. Butuh beberapa waktu buat menerima bahwa dia pernah melakukan kesalahan yang diluar dugaan. Ya, buat apa kita membahas masa lalu jika kita akan merajut masa depan. Sekarang, saya malah jadi salut dengan pasangan ini. Begitu terbukanya mereka berdua. Saling melengkapi dan saling memperbaiki masa lalu mereka. Aaaah, saya jadi ngiri. Akhirnya usaha mereka untuk menuju pelaminan akan segera dilaksanakan. Mirip agak seperti shitnetron ya? Mau apalagi, kehidupan sekarang malah jadi terkesan kesinetron-sinetronan ketimbang shitnetron yang mirip dunia nyata. Hehe Love is never die. Cinta sejati adalah bagaimana kita mempersatukan, menguatkan, dan menjaga kokoh rasa sayang itu. Sekian, tulisan berbau cinta kali ini. Have a nice day! sumber foto: google
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya