Ada banyak kejahatan di negara kita yang menyebabkan ketidakamanan dan kekhawatiran dalam kehidupan masyarakat. Dapatkah kejahatan-kejahatan ini dikurangi atau ditanggulangi sehingga orang tidak merasa tidak aman dan khawatir tentang kehidupan di negara atau lingkungan mereka?
Perilaku kriminal muncul dari kecenderungan orang untuk melakukan kejahatan dalam menghadapi perbedaan kompetitif. Kejahatan cenderung disebabkan oleh kurangnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu faktor pemicu kejahatan adalah kurangnya pendidikan.Â
Orang yang berpendidikan tinggi cenderung tidak melakukan kejahatan, tetapi jika mereka memiliki pendidikan yang minim, masalah ekonomi seperti kemiskinan dan tingkat pengangguran yang tinggi, dan kurangnya kesejahteraan masyarakat dapat menyebabkan kejahatan. Stratifikasi sosial dan kesenjangan antara si kaya dan si miskin dapat memicu perilaku kriminal. Oleh karena itu, perilaku kriminal merupakan hambatan bagi lingkungan dan aktivitas serta interaksi sosial.
Kejahatan yang terjadi di negara kita sangat beragam, bahkan dalam situasi yang seharusnya menguatkan atau menyatukan dapat menimbulkan kejahatan dan kriminalitas, dan kita tahu bahwa sepak bola adalah salah satu olahraga yang paling dicintai yang bertujuan untuk menyatukan negara bahkan dalam masyarakat kita, tetapi tragedi sepak bola terbalik di negara kita. Salah satu yang paling mengerikan adalah tragedi Kanjuruhan Malang 2022 pada 1 Oktober lalu, yang mempertemukan klub Persebaya kebanggaan warga Surabaya melawan klub arema malang kebanggaan warga malang.
Namun, bukannya bentrok antar suporter masing-masing "terjadi insiden kriminalitas di mana suporter tuan rumah Arema Malang bentrok dengan anggota keamanan yang berada di stadion, dalam masalah di mana klub tuan rumah mengalami kekalahan dan suporter mulai lebih banyak di seluruh lapangan" Petugas mengamankan masyarakat dan Meskipun para suporter yang turun ke lapangan dihukum, sehingga banyak aparat keamanan yang menembakkan gas air mata ke arah para suporter sebagai gantinya, namun masalah ini mengakibatkan 127 korban jiwa yang tercatat dari Polres Malang, membuat para suporter yang berada di tribun sakit mata dan sesak nafas harus melakukan gas air mata ini.
Apakah kerusuhan sepak bola hanya terjadi di Indonesia? Tentu saja tidak. Kerusuhan sepak bola juga terjadi di belahan dunia lain. Namun, sebagian besar kerusuhan dalam sejarah sepak bola dunia, di mana nyawa manusia dipertaruhkan, terjadi sebelum akhir tahun 2000-an. Sekarang kita memasuki milenium ketiga,kesadaran dan peradaban di dunia sepak bola telah meningkat pesat. Hal ini membantu meminimalkan insiden semacam itu dan hampir mencegahnya terjadi lagi.Â
Apa yang terjadi di Stadion Kanjurhan pada hari Sabtu 1 Oktober lalu adalah puncak dari masalah yang mengkhawatirkan baru-baru ini di sepak bola Indonesia, yang dikenal sebagai 'fanatisme buta'. Perlu dicatat bahwa kerusuhan sering terjadi dalam kompetisi sepak bola dalam beberapa tahun terakhir. Baik itu di Liga 3, Liga 2 atau bahkan level Liga 1.
Belum lama ini, dua suporter tewas saat pertandingan Piala Indonesia antara Persib Bandung dan Bali United di Stadion Gelora Bandung Lautan Api Bandung (17/6). Baru-baru ini, ketika Persebaya Surabaya kalah dari RANS Nusantara di kandang mereka Stadion Guerora Delta Sidoarjo (15/9). Untungnya, tidak ada yang terbunuh dalam kerusuhan tersebut.Â
Tragedi Kanjurhan seharusnya menyadarkan kita bahwa tidak hanya menonton, tetapi harus benar-benar peduli. Dan untuk berpartisipasi aktif dan berperan aktif dalam meningkatkan persepakbolaan di Indonesia. Kita harus mengubah pemikiran dan pemahaman kita tentang esensi paling dasar dari olahraga (sepak bola) itu sendiri, dimulai dari diri kita sendiri.
Dan begitupun di Daerah Palung Bogor baru-baru ini ramai dengan aksi kejahatan di mana para gangster saling menyerang satu sama lain. Banyak gangster yang tampaknya telah turun ke jalan dengan senjata tajam. Kepala polisi Bojongsari Yogi Maulana mengatakan bahwa serangan gangster terjadi di distrik Parung Bogor.Â
Namun, pada hari Jumat (30 September 2022), penangkapan seorang tersangka dalam serangan geng motor terjadi di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. "Tidak ada informasi tentang penyerangan gangster di Tugu Pengasinan, itu hoax," Yogi menegaskan kepada wartawan, Sabtu (10 Januari 2022). Kapolsek Bojongsari Yogi Maulana mengatakan wilayah Bojongsari dan Sawangan terpantau aman dan kondusif hingga saat ini.