Mohon tunggu...
Syifa Anggraeni
Syifa Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

gemar menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PGSD UM Purworejo Studi Lapangan Pembudidayaan Cabai Di Desa Tepus Purworejo

2 Desember 2024   19:15 Diperbarui: 2 Desember 2024   22:15 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah (UM) Purworejo melakukan studi lapangan dengan mewawancarai salah satu petani cabai di Desa Tepus Kulon, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Wawancara yang berlangsung pada hari Rabu, 6 November 2024 ini dilaksanakan oleh sejumlah mahasiswa PGSD UM Purworejo semester 1 kelas C dari kelompok 5, yang terdiri dari Wiwit Wulandari, Panji Basuki, Vina Nurita Anggraini, Syifa Anggraeni.

Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok 5 ini meliputi kegiatan wawancara dan praktik mengelola budidaya cabai dari awal hingga akhir bersama petani cabai. Kegiatan praktik mengelola budidaya cabai meliputi memenanam bibit serta memanen cabai yang siap untuk dijual.

Dokumentasi Kegiatan Praktik Mengelola Budidaya Cabai
Dokumentasi Kegiatan Praktik Mengelola Budidaya Cabai

Cabai (Capsicum spp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Tanaman ini banyak digunakan dalam berbagai olahan masakan dan juga memiliki permintaan yang stabil baik di pasar domestik maupun internasional. Salah satu wilayah yang dikenal sebagai pusat budidaya cabai adalah Desa Tepus Kulon, yang terletak di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

Cabai adalah salah satu tumbuhan yang sering dibudidaya. Selain karena cara perkembangannya yang lebih mudah namun untung yang besar, merupakan alasan banyak orang lebih memilih membudidayakan cabai. Salah satu petani cabai yang terkenal dalam pembudidayaan cabai berkualitas sangat baik di Desa Tepus Kulon yaitu Ibu Suparmi.

Kegiatan wawancara yang dilakukan di kebun cabai yang menghadirkan, Ibu Suparmi. "Cabai, dibudidayakan karena akan menambah secara ekonomis bagi kebutuhan rumah tangga" ujar Ibu Suparmi.

Disamping kemudahan dalam membudidayakan jangkrik tentu terdapat kendala yang menyebabkan terganggunya proses pembudidayaan cabai milih Ibu Suparmi yaitu Cuaca dan hama. Ibu Suparmi memiliki cara tersendiri yaitu dengan melakukan penyemprotan untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam proses pembudidayaan cabai sendiri terdapat faktor cuaca yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dari jangkrik. Cuaca yang sangat mendukung dapat mendorong produktivitas jangkrik menjadi lancar.

Petani dalam membudidayakan cabai pastinya memiliki strategi tersendiri dalam memperbanyak jumlah cabai agar kegiatan budidaya terus maju. Membuat bibit sendiri dan membeli bibit dilakukan Ibu Suparmi dalam memperbanyak jumlah cabai.

Syifa Anggraeni, perwakilan dari kelompok 5, mengajukan pertanyaan,"Bagaimana cara ibu dalam meningkatkan produktivitas/kualitas tanaman ibu agar mendapatkan hasil yang maksimal" ujarnya. Dalam meningkatkan produktivitas/kualitas cabai perlu kegiatan penyemprotan rutin, dirawat dan dicabut rumput-rumputnya, dan dikontrol hamanya merupakan beberapa cara yang dilakukan Ibu Suparmi dalam meningkatkan produktivitas/kualitas tanaman ibu agar mendapatkan hasil yang maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun