Mohon tunggu...
Syifa Alya Mugni
Syifa Alya Mugni Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Be kind, be nice, be humble

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Banjir Mengganggu Aktivitas Perekonomian di Bandung Selatam

4 April 2024   18:45 Diperbarui: 4 April 2024   20:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Dalam kegiatan ekonomi, produksi dan konsumsi suatu barang dapat menghasilkan keuntungan atau menghasilkan produk yang bernilai bagi pemiliknya atau orang lain. Namun, hal sebaliknya juga dapat menimbulkan akibat yang merugikan atau mengurangi efektivitas orang lain. Keadaan suatu proses yang dapat menguntungkan atau merugikan orang lain dianggap sebagai eksternalitas (grafton, 2004).


Aktivitas perekonomian masyarakat mempengaruhi lingkungan sekitar. Kegiatan ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk produksi dan konsumsi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap kehidupan manusia. Satu-satunya hasil positif yang bisa dirasakan adalah kepuasannya. Permintaan terhadap barang dan jasa semakin meningkat dari tahun ke tahun. Semakin banyak barang dan jasa yang diproduksi dan dikonsumsi maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 Akibat negatifnya biasanya tidak dirasakan secara pribadi, yaitu munculnya pencemaran dan kerusakan lingkungan. pencemaran lingkungan menurunkan kualitas hidup masyarakat, sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan umumnya dianggap kontroversial. 

Teori ekonomi tradisional menciptakan trade-off antara perekonomian dan kualitas lingkungan. Sejak awal tahun 1990an, semakin banyak literatur empiris dan teoritis mengenai kurva Kuznets lingkungan (EKC) yang menyimpulkan bahwa hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup bisa bersifat positif. dan oleh karena itu pertumbuhan merupakan prasyarat untuk restorasi lingkungan.


Dalam istilah ekonomi, polusi merupakan eksternalitas yang terjadi ketika satu atau lebih orang mengalami atau menderita kerugian. hilangnya kesejahteraan (Monke dan Pearson, 1989). Meskipun aktivitas ekonomi apapun dapat menimbulkan eksternalitas, namun para ahli ekonomi tidak menyarankan untuk menghilangkan eksternalitas. Hal ini karena eksternalitas optimal tidak harus nol. 

Pendapat bahwa terbebas dari pengaruh luar bukanlah suatu keputusan yang optimal dapat dijelaskan melalui dua hal, yaitu: pada hakikatnya lingkungan cenderung melakukan asimilasi sedemikian rupa sehingga pada tingkat pencemaran tertentu, lingkungan tersebut masih dapat bertahan secara alami; dan fenomena tersebut menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi eksklusif masih dapat mengatasi permasalahan pencemaran tersebut melalui teknologi pengelolaan sampah. Fakta lain menunjukkan bahwa eksternalitas tidak selalu negatif. 

Artinya apabila proses produksi (dan konsumsi) tersebut memberikan pengaruh kepada pihak lain berupa keuntungan, maka eksternalitas yang ditimbulkannya bersifat positif, oleh karena itu disebut eksternalitas positif. Pembahasan dalam artikel ini berfokus pada eksternalitas negatif. Fenomena ini dikatakan mengeksploitasi biaya eksternal karena sistem produksi yang ada saat ini tidak pernah memasukkan biaya eksternal ke dalam portofolio produksi.

Para ekonom dan pemerhati lingkungan mempunyai pandangan berbeda mengenai perlakuan terhadap sumber daya alam. pada. Dalam ilmu ekonomi, sumber daya alam mempunyai potensi ekonomi yang besar sehingga harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Anggapan ini tidaklah salah bila dicermati. murni bersifat ekonomi, namun jika dilihat dari sudut pandang lingkungan hidup secara keseluruhan, anggapan tersebut salah dan pada akhirnya dapat mengancam kesejahteraan manusia (Samsul Wahidin, 2014). Teori ekonomi kebanyakan mengikuti sistem harga hanya dengan melihat fenomena atau objeknya, proyek-proyek besar seharusnya menjadi ajang pemasaran produk-produk teknologi dan industri negara-negara maju, yang berujung pada peningkatan ketergantungan dan utang luar negeri.


Selain itu juga menjadi penyebab perpindahan penduduk kecil dan seringkali menjadi penyebab kerusakan lingkungan. Kelompok pendukung deep ecology ini tidak hanya melontarkan kritik tajam, namun juga mengedepankan pandangan hidup dimana manusia adalah bagian dari alam dan berusaha mempraktekkan kehidupan kembali ke alam. Lebih baik. Para pemerhati lingkungan menduga bahwa pasar seringkali menipu karena mengabaikan hubungan antara ekonom dan kelestarian lingkungan. Menurut aktivis lingkungan hidup, hukum penawaran dan permintaan, yang merupakan ajaran dasar para ekonom, adalah aturan yang menipu karena hukum pada dasarnya dapat dibentuk melalui media periklanan, membangun kebutuhan yang komprehensif, sementara para ekonom berpikir sebaliknya.


Solusinya berasal dari sudut pandang yang kontroversial. Terbentuknya sintesa baru dari kedua hal tersebut, yang bertujuan untuk menyeimbangkan seluruh kepentingan dan menyelamatkan Bumi serta seluruh makhluk hidup dari kehancuran. Dengan demikian, pembahasannya tidak lagi mengenai perekonomian terlebih dahulu, kemudian lingkungan hidup, atau mengenai lingkungan hidup sebelum perekonomian, namun mengenai integrasi perekonomian ke dalam lingkungan hidup dan dimasukkannya ke dalam model pembangunan. taktik yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan lingkungan. Pembangunan ekonomi ini mencakup pengembangan pendekatan ekonomi terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, pengembangan pendekatan pencegahan pencemaran, dan pengembangan sistem keseimbangan ekonomi antara sumber daya alam dan lingkungan hidup.


Contoh kasus terdapat pada terganggunya aktivitas perekonomian di bandung selatan. Banjir yang diakibatkan oleh luapan sungai citarum di kawasan baleendah dan dayeuhkolot kabupaten bandung mengganggu aktivitas perekonomian, terutama para pedagang kawasan tersebut. Genangan banjir di jalan dayeuhkolot setinggi satu meter membuat ratusan toko dan kios pasar Dayeuhkolot tutup. Bahkan sebagian barang dagangan mereka terendam banjir. Selain mengakibatkan aktivitas perdagangan di kawasan itu terhenti akibat tergenang banjir, arus transportasi menjadi terganggu akibat kemacetan total di kawasan baleendah dan dayeuhkolot. Akibatnya kemacetan terjadi di jalur tersebut, bahkan pengendara harus balik arah untuk menghindari kemacetan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun