Tidak di pungkiri lagi, saat ini grup band asal Korea Selatan menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Mulai kaum hawa dan kaum adam semua mengikuti grup Kpop. Banyak dari mereka mengikuti gaya hidupdari idol kesukaan mereka baik fashion atau lainnya. Para fangirl tersebut tidak heran jika mereka ingin bertemu dengan idol mereka. Mereka akan menggunakan berbagai cara untuk bertemu dengan idol mereka. Tidak hanya itu, mereka juga tak segan untuk menghamburkan uang mereka dengan gaya hidup mereka yang hedonisme.
  Biasanya mereka menggunakan uang mereka untuk membeli merchendise idol mereka. beragam merchendise yang biasanya menjadi pemicu hidup hedonisme fans kpop adalah album, lighstick dan juga tidak lain tiket konser idol kpop favorit mereka. Pemicu dari gaya hedonisme mereka dalah, mereka ingin terlihat tidak tertinggal aktivitas dari idol mereka. Sikap FOMO dari para fangirling kpop seharusnya bisa memiliki batasan. Kegiatan hedonisme ini harus bisa mereka singkirkan, karena masih banyak hal penting yang bisa mereka lakukan dari pada menghamburkan uang.
  Namun kebanyakan dari mereka menyatakan bahwa kegiatan membeli merchendise dan tiket konser merupakan sebuah hobby yang kebanyakan fangirl miliki. Hobi mengoleksi barang merchemdise seperti photocard kemudian album menjadi pemicu dalam aktivitas hedonisme dalam sebuah fandom. Mereka juga berkata bahwa semakin banyak mereka membeli album maka semakin besar kesempatan mereka untuk menemui idol mereka dengan jalur fansign. Biasanya seorang fangirl akan membuka jastip pembelian album murah, kemudian apabila jumlah pembelian album tersebut besar, ia bisa memenangkan undian untuk mengikuti acara fansign dengan idolnya.
  Republika.co.id menjabarkan bahwa grup Kpop membangkitkan kembali penjualan fisik dan juga CD. Pada tahun 2019, penjualan meningkat sebanyak 20,97 juta kopi. Peningkatan album tersebit karena inovasi dalam memberikan photocard atau undian kartu bertemu dengan idola mereka.
Hal ini masuk pada teori dari budaya popular. Teori ini menunjukan sebuah kebiasaan yang tumbuh dari berbagai hal. Budaya popular pada fangirl kpop ini berlangsung secara zaman ke zaman. Seperti yang sudah di jelaskan bahwa kegiatan ini merupakan aktivitas FOMO yang menandakan ketakutan akan tidak update. Kegiatan yang di maksud adalah hedonisme. Aktivitas hedonisme pada fandom kpop sering terjadi dan menjadi lumrah. Hal ini menu jukan jato dirinya sebagai seorang fangirl. Mereka menunjukan bahwa mereka ada pda di sebuah fandom tersebut dan juga untuk membahagiakan diri mereka sendiri.
  Mereka beranggapan bahwa dengan mereka harus memiliki barang yang menunjukan jati diri mereka sebagai fangirl. Aktivitas hedonisme di kalangan fangirl kpop bukan hanya kesenangan saja, mereka bisa menjadikan kegiatan hedonisme tersebut sebagai kegiatan investasi. Misalnya pada aktivitas membeli banyak photocard asli dari idol mereka. Mereka bisa menjual kembali barang tersebut dengan harga yang lebih mahal dari harga pasaran sebelumnya.
  Namun, kegiatan ini harus dibatasi karena terlalu berlebihan dalam menghamburkan uang. Kegiatan ini bisa di lakukan dengan sewajarnya dan tidak fanatik. Hedonisme mungkin akan hilang dengan sendirinya karena kebanyakan fangirl akan merasa bosan dengan apa yang mereka lakukan. Aktivitas ini berhubungan dengan teori budaya popular. Kegiatan hedonisme pada fangirling bukan lagi sebuah rahasia di dunia fandom kpop.
Sumber:
Amirah, I. Budaya Populer Korea Selatan (K-Pop) dan Perilaku Konsumtif Penggemar Grup Musik Korea Selatan: Studi Kasus Exo-L Markas Lotto (Bachelor's thesis, FISIP UIN Jakarta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H