Mohon tunggu...
Syifa Ahmalya Azizah
Syifa Ahmalya Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hobi saya menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaan Individual

27 Oktober 2024   20:11 Diperbarui: 27 Oktober 2024   21:40 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pengertian Tipologi Belajar Anak Didik

Tipologi belajar ini merujuk pada gaya atau cara yang digunakan anak didik dalam menyerap, memahami, dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh. Menurut (Slameto:2010) salah satu tipologi belajar yang sering digunakan dalam dunia pendidikan adalah model visual, auditorial, dan kinestetik (VAK). Siswa dengan tipologi visual cenderung lebih mudah belajar melalui penglihatan. Mereka lebih menyukai gambar, diagram, dan video sebagai alat bantu belajar. Sementara itu, siswa dengan gaya belajar auditorial lebih efektif belajar melalui mendengarkan. Mereka lebih mudah memahami materi yang disampaikan secara lisan, baik melalui ceramah, diskusi, atau rekaman suara. Sedangkan siswa dengan tipologi kinestetik lebih suka belajar dengan praktik langsung atau aktivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh.

Tantangan dalam menerapkan pemahaman tentang tipologi belajar ini adalah keterbatasan sumber daya di sekolah. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang cukup untuk menyediakan berbagai jenis media belajar yang dapat mendukung tipologi yang berbeda. Misalnya, sekolah dengan keterbatasan alat peraga visual mungkin kesulitan dalam membantu siswa visual belajar dengan maksimal. Selain itu, (Nasution:2000) mengatakan tidak semua guru memiliki kemampuan atau kesadaran untuk mengidentifikasi tipologi belajar siswa, sehingga sering kali metode pengajaran yang diterapkan bersifat seragam dan kurang efektif. Selain itu, meskipun tipologi belajar dapat membantu dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran, ada juga kritik terhadap pendekatan ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terlalu fokus pada tipologi belajar dapat membuat proses pembelajaran menjadi kurang fleksibel, karena siswa mungkin merasa terbatas hanya pada satu gaya belajar. Padahal, dalam praktiknya, siswa dapat berkembang lebih baik ketika mereka diajak untuk mengeksplorasi berbagai cara belajar, bukan hanya bergantung pada satu tipologi saja.

2. Tipologi belajar anak didik memengaruhi proses pembelajaran

Tipologi belajar ini berdampak langsung pada proses pembelajaran di kelas. Misalnya, anak yang cenderung memiliki kecerdasan visual-spasial lebih mudah memahami informasi dalam bentuk gambar, diagram, atau model, sedangkan anak yang memiliki kecerdasan linguistik lebih nyaman belajar melalui bacaan atau diskusi. Perbedaan ini mengharuskan guru untuk dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif. Pengetahuan tentang tipologi belajar juga membantu guru dalam memberikan umpan balik yang tepat. Siswa dengan tipe belajar auditori, misalnya, lebih efektif jika diberi instruksi verbal dan penjelasan yang rinci. Sementara itu, siswa dengan tipe belajar visual lebih membutuhkan contoh visual seperti diagram atau ilustrasi (Slavin: 1995). Dengan mengetahui kebutuhan ini, guru dapat menyusun strategi evaluasi yang sesuai dan efektif. Lebih lanjut, tipologi belajar anak didik juga berperan dalam meningkatkan motivasi belajar. Ketika siswa belajar dengan metode yang sesuai dengan tipenya, mereka cenderung merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Sebaliknya, jika metode pembelajaran tidak sesuai, mereka bisa merasa bosan atau frustrasi, yang pada akhirnya dapat menurunkan minat dan motivasi mereka.

  • Perbedaan Individual

1. Asal-usul Perbedaan Individual

a. Faktor Keturunan

b. Faktor Lingkungan

c. Faktor Budaya

d. Faktor Praktik Mendidik Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun