-
Pada sebuah kota di mana gelap lekas datang
Sebuah nama ternoda cemar
Dari hasrat yang dirajut samar
Dengan tinta kebencian
Oleh lelaki tua yang melupa
Di mana baju malunya
Sosok renta merajut dendang luka
Berjalan di tengah kota
Dengan tubuh telanjang seluruhnya
Berdua dengan anjingnya
Anjing dalam tali kekang
Mengeja rintih panjang
Sementara sang tuan
Berteriak penuh marah
Mengutuk hidup pada tempurung ratapan
Bongkah badan itu bernama tuan hantu
Ia ditinggal banyak hal
Ditinggal pulang kenang
Ditinggal pergi puisi
Ditinggal gadis pemimpi
Pergi mencari yang lebih pasti
Tersisa ia tersia bersama usia senja
Kepayahan mengurusi diri dan nafsu sendiri
Saban hari,
Seperti terlihat kemarin juga hari ini
Pria tua di sudut yang sama
Meracau diiringi gonggong anjingnya
Tanpa tubuh berbungkus sehelai baju
Hantu yang meratap masa lalu
Dikenang dalam empat kata
Setan tua nan gila
Menembus aksara
Membawa serta hewan piara
Suatu hari di bulan Mei
Ada hantu yang diusir dari surga
Mengamuk di bumi manusia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H