Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Praktek Ilegal Marketing Bayangan dan Joki Training di Bank

16 Mei 2015   15:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

: Apa itu praktek Marketing Bayangan dan Training Pengganti, mungkin sebagian dari Kompasianer bingung dengan istilah ini, dibawah ini sedikit penjelasan singkat dari saya berdasarkan pengalaman pribadi, tercebur kerja di salah satu bank swasta nasional selama beberapa bulan, semoga bisa berguna untuk lebih hati- hati.

Di dunia perbankan khususnya bagian penawaran dan pemasaran kartu kredit atau Pinjaman Kredit Tanpa Agunan (KTA), dikenal salah satu cara ilegal untuk oknum supervisor (SPV | Team Leader) yang ingin melakukan dobble job atau mengerjakan dua pekerjaan, dapat dua gaji di satu tempat yang sama tapi caranya ilegal. Yaitu dengan cara mereka tetap bekerja menjadi supervisor yang membawahi satu tim anak buah (Marketing), namun bisa juga merangkap menjadi marketing itu sendiri- (Dobble job), perlu diketahui, sistem pembagian kerja bagian kartu kredit dan KTA di bank itu biasanya dibagi per tim. Setiap tim biasanya terdiri dari seorang supervisor dengan paling sedikit 3 orang anak buah (marketing). Nah Bagaimana si Supervisor ini bisa merangkap pula sebagai marketing? Biasanya si Supervisor ini akan memasukan orang lain untuk di training dan dipinjam namanya sebagai marketing, tapi yang kerja nantinya bukan si orang yang namanya terdaftar itu, tapi si supervisor yang memasukan nama orang itu untuk training, biasanya orang yang dimasukan namanya untuk training ini berasal dari teman atau keluarga si supervisor itu sendiri, saya sendiri pernah kerja benar sebagai marketing, pernah pula menjadi marketing bayangan yang namanya dipinjam, pernah pula disuruh menggantikan orang lain- calon marketing yang sudah lolos tahap wawancara, tapi dia tidak mau ikut training, maka dicarilah joki training, dulu saya mau lakukan ini karena dipaksa sama saudara. (Perlu diketahui kalau ke 2 praktek tadi ilegal) kalau ketahuan ada sanksi yang berat, untuk joki training, untuk marketing bayangan dan juga untuk supervisor yang melakukan dobble job merangkap marketing (Ini tidak boleh) tapi lagi-lagi ini salah satu kenakalan bank, yang saya temui di salah satu bank swasta nasional, daerah Melawai, Jaksel tempat saya kerja dulu.

Lalu Urusan KTP dalam praktek training pengganti dan marketing bayangan bagaimana?

Untuk Urusan KTP prosesnya agak berbeda antara marketing bayangan dan training pengganti (Joki training) bedanya gimana? Ini penjelasan singkatnya.

Untuk praktek marketing bayangan seseorang akan di training sesuai data asli yang mereka miliki, misalnya nama, KTP, itu asli memang punya mereka, tapi setelah mereka dinyatakan lulus dari sesi training dan resmi sebagai marketing, yang akan bekerja bukan mereka, tapi orang yang memasukan mereka untuk training dan meminjam nama mereka untuk dobble job. Nah ini yang disebut marketing bayangan, meskipun data dirinya asli punya mereka tapi yang kerja orang lain bukan mereka. Si marketing bayangan ini akan dapat bayaran sekali di hari ia dinyatakan lolos sebagai marketing, lalu namanya dipinjam. Sudah. Urusan selesai sampai disitu. Biasanya tarif bayaran untuk marketing bayangan Rp 200- 250 ribu untuk sekali training selama 1-2 hari. Beberapa bank ada yang menetapkan masa training untuk marketing sebanyak satu hari- ada juga yang sebanyak 2 hari. Tergantung bank-nya.

Kenapa Supervisor kredit kadang mau juga merangkap jadi marketing dengan jalan bayangan?

Sederhana karena bayangan uang kalau menjalani 2 profesi. Untuk supervisor yang merangkap menjadi marketing, biasanya mereka hanya mencari nasabah di akhir minggu, karena kalau hari biasa si supervisor ini kerja di dalam kantor, bukan di lapangan.

Untuk praktek joki training prosesnya agak berbeda, ya seperti Joki UN saja- dimana seseorang mengerjakan sesi training untuk dan atas nama orang lain- biasanya orang yang minta joki training adalah Calon marketing yang sudah lolos tahap wawancara, tapi tidak mau ikut sesi training karena mungkin malas, sibuk dan merasa sudah pengalaman jadi marketing.

Dalam praktek joki training ini tentu saja data-data yang digunakan adalah data diri si pemakai jasa joki, termasuk KTP-nya. Jadi si joki training ini tinggal masuk dan duduk di ruangan berpura-pura menjadi keliennya- Diabsen dan mengisi absen atas nama klien nya. Bukan namanya sendiri.

Lalu urusan KTP bagaimana? Wajahnya kan pasti beda?

Ini penjelasannya;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun