Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melongok Dapur Berkas Kompas, Telusuri Jejak Sianida Lewat Bincang Sapa

22 Februari 2016   09:48 Diperbarui: 22 Februari 2016   15:44 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sianida. Nama Zat kimia ini menghangat ke permukaan pasca kematian Wayan Mirna Solihin seusai minum kopi vietnam yang kemudian diketahui bercampur Sianida. sementara pembicaraan tentang Wayan Mirna dan kopi Sianda yang diminumnya terus menghangat di masyarakat, Tim Kompas TV melalui program investigasi bertajuk Berkas Kompas, mencoba menelusuri jejak peredaran sianda di sejumlah tempat di Ibukota.

Sekilas Tentang Berkas Kompas
Berkas Kompas adalah sebuah program bergenre investigasi mendalam mengupas topik-topik terkini di masyarakat. Program ini ditayangkan setiap Rabu pukul 22:00 WIB di Kompas TV.

Sabtu 20 Febuari 2016, Tim Berkas Kompas berbagi sedikit cerita dapur nya melacak jejak sianida, lewat acara off air Buncang Sapa yang dihelat di Bentara Budaya Jakarta, Mercy Tirayoh dan Veronica, 2 penggawa di balik program Berkas Kompas berbagi cerita tentang proses peliputan dan penelusuran episode Berkas Kompas Melacak Jejak Sianida, serta peliputan program berkas Kompas secara umum. Acara yang dipandu presenter Gloria Oyong ini juga menghadirkan pakar kimia universitas Indonesia Profesor Budiawan.

Proses peliputan dan jurnalisme investigasi ala Berkas Kompas dipaparkan dengan santai oleh Mercy Tirayoh selaku reporter dan Veronica. H selaku produser yang menggawangi program tersebut, menurut Mercy pekerjaannya sebagai reporter investigasi mengharuskannya untuk pandai menyamar dan membaca situasi.

"Reporter Investigasi itu mesti terbiasa nyamar buat dapat informasi dan pintar-pintar baca situasi" Ujar Mercy yang saat meliput episode melacak jejak Sianda harus menyamar sebagai Mahasiswi jurusan Kimia demi mendapatkan data dan informasi.
"Keseluruhan proses peliputan episode ini memakan waktu satu minggu", tambah Veronica selaku produser.

Pasca Melacak Jejak Sianida
Dari penelusuran Melacak Jejak Sianida yang dilakukan tim Berkas Kompas ditemukan fakta lapangan bahwa Sianida yang termasuk zat kimia berbahaya masih dengan mudah di beli di Indonesia tanpa surat izin resmi dari polisi dan tanpa kejelasan peruntukan. Bahkan zat kimia berbahaya ini dijual secara online dan dengan mudahnya bisa dipesan lewat internet.

"Yang kita sayangkan Sianida ini termasuk bahaya kalau pemakaiannya salah, tapi masih biaa dengan gampangnya dijual online." Kata Mercy yang dalam penelusurannya bisa membeli Sianda tanpa surat keterangan dari polisi pasca sedikit menyamar jadi mahasiswa.
Setelah sesi peliputan Berkas Kompas di paparkan apik oleh Mercy dan Veronica, kini giliran Prof Budiawan ahli kimia dari Universitas Indonesia yang memaparkan informasi terkait zat kimia berbahaya yang sedang naik daun: Sianida. Tentu dari perspektif seorang ahli kimia sesuai bidang yang digeluti Budiawan selama 25 tahun terakhir.

Menurut Budiawan, Sianida adalah hal biasa yang digunakan di lingkungan pengolahan tambang emas, yang menjadikan Sianida bisa berbahaya karena disalahgunakan untuk membunuh orang.
"Penggunaan Sianda sebenarnya hal biasa untuk tambang emas, tapi kalau dibuat bunuh orang ya bahaya" papar Budiawan. Masih menurut Budiawan, sekitar 0.4 Miligram Sianda jika masuk kedalam tubuh manusia sudah bisa menyebabkan kematian.
Sementara merujuk pada kasus Wayan Mirna, ditemukan lebih dari 0.4 Mg Sianida di lambungnya. Budiawan kembali menambahkan, Sianida bubuk yang dibawa tersangka untuk meracun Mirna seharusnya punya wadah, namun bukti wadah ini yang belum ditemukan di kasus Mirna.
"Gak mungkin Sianida bubuk dibawa tanpa wadah, tapi bukti wadahnya ini yang belum ketemu di kasus Mirna, mungkin polisi bisa cari wadahnya, di sana pasti ada sidik jari tersangka. Tinggal dicocokan sama gak dengan sidik jari Jessica, sebuah pemaparan, dorongan dan tantangan dari Bdiawan seorang ahli kimia kepada kepolisian Republik Indonesia.

Sianida, Kasus Mirna dan Momentum Sinergi Tiga Unsur
Kematian Wayan Mirna dan racun kopi sianida-nya masih menyisakan kasus panjang untuk diusut tuntas. Melalui program Berkas Kompas, Kompas TV telah dan sedang menjalankan fungsinya selayaknya media: sebagai pilar ke empat demokrasi di Indonesia melalui program Berkas Kompas, tim Kompas Tv menyajikan fakta lapangan yang menunggu respon pihak-pihak terkait untuk di usut lebih lanjut.
Lebih dari itu, kasus Kematian Wayan Mirna seyogya-nya menjadi momentum sinergi antara Polisi, negara dan media untuk lebih jeli lagi mengwasi peredaran zat-zat kimia berbahaya di Indonesia demi mecegah potensi penyalahgunaannya, supaya tak ada lagi kejadian nyawa anak bangsa direnggut oleh sianida atau zat berbahaya lainnya.

Salam Sinergi! 

*Semua foto diambil dari twitter @KompasTV

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun