Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mas Dimas, Taat Pribadi, Masa Gitu?

27 September 2016   19:27 Diperbarui: 27 September 2016   20:59 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namanya Dimas Kanjeng Taat Pribadi, profesinya Kiyayi, pengikutnya belasan ribu santri yang mengaji ilmu sakti (katanya) Sungguh gambaran yang indah sekali. Tapi..

Mas Dimas,

Guru selayaknya digugu dengan laku yang pantas ditiru, nah ini. Guru masa gitu.. Mengaku-ngaku bisa menggandakan uang hingga belasan ribu santri tertipu, gak malu, Mas Dimas? Jadi Guru bukannya mengajar malah kurang ajar.

Mas Dimas,

Kanjeng Taat Pribadi, itu nama yang indah sekali. Terasa kedalaman doa orangtua di sana, ada ketaatan yang mereka harapkan di sana, Taat yang berarti takut akan Tuhan, minimal untuk diri sendiri.

Tapi, Mas Dimas..

Taat Pribadi masa gitu?

Taat pada Tuhan atau Hantu?

Jadi Kiyayi, bukannya menuntun orang pada ketaatan malah menipu, membawa agama dan embel-embel Guru. Malu! Uang Santri ditelan telan dengan dalih memupuk keikhlasan. Dikemanakan, Mas? Agama apapun sebutannya bukan dihadirkan untuk menipu manusia, Mas Dimas tahu itu kan? Kenapa masih dilakukan?

Mas Dimas,

Duh! parahnya masih banyak juga orang yang percaya dan membela habis-habisan meski apa yang dilakukan "Sang Kiyayi" amat sulit diterima pikiran. Toh Nabi saja dalam ajaran agama mencontohkan cari uang dengan kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun