Rokok. Persoalan berhala 9 senti ini masih menjadi perdebatan panjang di Indonesia yang disebut sebagai negeri surga para perokok.
Dilansir dari kompas.com, berdasarkan data WHO, jumlah perokok aktif di Indonesia tahun 2013 adalah 10 kali lipat jumlah penduduk Singapura, hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok nomer 3 terbesar di dunia setelah Rusia dan Swedia di tahun 2013.
Berbicara tentang bahaya merokok adalah satu hal, sementara soal kecanduan rokok adalah hal lainnya. Di negeri ini, upaya pengendalian perokok seakan begitu pelik bersanding dengan perdebatan antara hak dan perlindungan konsumen, serta isu kesehatan yang mengemuka akibat dampak rokok juga harus bertarung dengan isu industri dan lapangan kerja.
Nah, bagaimana dengan potret pengendalian perokok di luar negeri? Sejumlah Kompasianer diaspora yang tersebar di 4 negara berbagi cerita, pengalaman dan pengamatan melalui tulisan. Kompasianer, yuk Intip potret penanganan perokok di 4 negara, inilah intisarinya:
1. Tiga Jurus Jitu Australia Kurangi Angka Perokok
Negeri Kangguru, Australia adalah salah satu negara yang tergolong berhasil dalam menurunkan jumlah perokok, diungkapkan Kompasianer Ronny Noordalam artikelnya,data di negara bagian New South Wales terkait dengan angka perokok yang baru saja dikeluarkan menunjukkan bahwa penurunan jumlah perokok dewasa mencapai 70% dalam kurun waktu 20 tahun.
Ronny menambahkan, Dua puluh tahun yang lalu jumlah angka perokok pada kisaran usia 12-17 tahun di Australia mencapai 23,5% namun angka tersebut turun dengan sangat tajam yang hanya mencapai 6,7% pada tahun 2016.
Menurut Ronny, ada 3 hal yang mendorong penurunan angka perokok yang fantastis tersebut, yaitu:
★ Peningkatan harga rokok yang sangat signifikan
★Pembuatan kemasan rokok polos dan kampanye pendidikan anti rokok.
★ Mempersempit tempat-tempat penjualan rokok.
Artikel yang menarik, tentang bagaimana penerapan ketiga kebijakan tersebut di Negeri Kangguru, bisa dibaca di artikel tersebut.