Dunia marah dan mengecam pengakuan sepihak Presiden AS Donald Trump terhadap kota Jerusalem sebagai Ibukota Israel. Padahal sebelumnya, wilayah Jerusalem Timur di mana terdapat Masjid Al Aqsha adalah Ibukota Palestina dan Wilayah Jerusalem lainnya ditetapkan oleh PBB dalam status Quo sebagai warisan peradaban dunia dan kota suci tiga agama; Islam, Nasrani dan Yahudi.
Tata kelola Jerusalem berada dibawah pengawasan PBB. Artinya tidak ada suatu apapun atau siapapun yang berhak mengklaim Jerusalem Secara sepihak, kecuali Jerusalem Timur yang berdasarkan Perjanjian Oslo tahun 1993 ditetapkan sebagai Ibukota Palestina berdasarkan kesepakatan damai antara Front Pembebasan Palestina (PLO) dan pihak Israel yang diprakarsai oleh mantan presiden Amerika Serikat Bili Clinton.
**
Pasca pengakuan Sepihak Amerika melalui Donald Trump terhadap Jerusalem sebagai Ibukota Israel, tak pelak memicu reaksi keras dunia Internasional dan otomatis kemarahan warga Palestina sebagai orang-orang yang terdampak langsung. Perang dan gelombang kekerasan pun tak dapat dielak dari kedua belah pihak--baik Palestina atau pun Israel; dan setiap ada perang, jatuh korban dan kematian seperti menjadi sebuah keniscayaan, harga nyawa menjadi begitu murah saat perang.
Tak hanya di dunia nyata, desing kematian dari bumi Palestina juga menyeruak lewat dunia maya. Melalui media sosial twitter, desing kematian itu seolah menghujani pembaca. Setiap harinya beberapa warga Palestina khususnya di jalur Gaza mewartakan kondisi Palestina melalui twitter. Jurnalisme warga seolah berkembang di Gaza melalui media sosial berlambang burung biru itu. Perang, serangan Israel, insiden pelemparan roket baik oleh Hamas maupun Israel hingga hujan kematian--orang-orang palestina yang terbunuh di Gaza menjadi topik yang paling dominan diwartakan warga Palestina setiap harinya, yang terkadang memiriskan hati membacanya. Horror perang itu tersaji nyata lewat lini masa menembus belahan dunia lewat 280 karakter di twitter! Contohnya dapat dilihat pada beberapa Capture berikut ini.
Bahan bacaan:Â
Jalur Gaza, Tanah Terjanji, Intifada dan Pembersihan Etnis: Trias Kuncahyono; 2010.
Salam Kreatif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H