Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berstatus Pengungsi Tak Berarti Minim Prestasi

24 November 2016   10:55 Diperbarui: 24 November 2016   11:45 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel yang menarik, untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

Kehadiran tim pengungsi di Olimpiade Rio 2016 Agustus silam diharapkan dapat menjadi simbol pengharapan bagi para pengungsi di seluruh dunia.

2. Pengungsi Palestina Raih Juara 1 Arab Idol 2013

Ajang pencarian bakat menyanyi internasional Arab Idol tahun 2013 silam membawa sekelumit cerita lain, haru biru dan pengharapan.

Dalam tulisan di Kompasiana, Ansara membagi kisah seorang pemuda Palestina yang berstatus pengungsi di Lebanon berhasil keluar sebagai juara Arab Idol tahun 2013.

Dia adalah Mohammed Assaf (23) yang berasal dari kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza. Dibabak final Assaf berhasil mengungguli saingan utamanya Farah Yousef dari Syria dan Jamal dari Mesir.

"Kemenangan Assaf itu disambut sukacita masyarakat Palestina termasuk presiden Mahmoud Abbas, ribuan masyarakat Palestina memenuhi Gaza untuk menyambut kepulangan Assaf dari Lebanon tempat Arab Idol diselenggarakan dan Assaf disambut bak pahlawan disana". Tulis Ansara.

Untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

3. Anak Pengungsi yang Sukses di Negeri Kangguru

Berstatus pengungsi tak menghalangi tekad tiga orang pemuda dari negara yang berbeda untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Itulah yang diamati Tjiptadinata Effendi dari sebuah acara televisi yang disiarkan chanel 7 Australia Juni 2014 silam.

Dalam acara tersebut ditampilkan tiga anak muda pengungsi di Australia. Mereka adalah Benedict dari Kongo, Teu Mung asal Burma dan Abraham dari Ethiophia.

Benedict meninggalkan Kongo, tanah kelahirannya, setelah ayahnya tewas dalam kondisi Kongo yang kacau saat itu. Tulis Tjipta.

Sementara Teu Mung ,18 tahun juga punya kisah tak kalah menyedihkan. Kondisi keamaan di negeri asalnya Burma, telah memporak porandakan warga Burma ,termasuk salah satunya adalah keluarganya, sejak perang saudara berkecamuk di negerinya, kedua orang tuanya hilang tanpa jejak. Dan hal ini telah mendorongnya untuk melarikan diri dengan tujuan negeri Kanguru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun