Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Melihat Kembali Tragedi WTC 11 September

11 September 2016   20:41 Diperbarui: 10 September 2018   13:55 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
financialexpress.com/reuters

"Para pekerja di Gedung perkantoran kami saat itu diberitahukan untuk tidak menggunakan lift karena listrikpun hanya memakai genset dari gedung," demikian ungkap Joe.

Ada beberapa teman sekantor Joe waktu itu, berusaha untuk meninggalkan wilayah itu karena gumpalan debu dan asap yang sangat pekat serta material lain yang mereka rasakan dan lihat pada waktu itu.

Namun angkutan umum yang dihentikan oprasionalnya saat itu memaksa Joe dan teman-temannya keluar ke mana saja mencari tempat yang sekiranya aman dengan mengandalkan jalan kaki.

Pengalaman yang menarik dan mencekam, untuk cerita selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

2. Sepotong Cerita Tragedi 9/11

Selasa 11 September 2001, Bambang A Haryanto yang saat itu tinggal dan bekerja di negeri Paman Sam hendak berangkat kerja setelah mengantar anaknya yang saat itu duduk di bangku TK.

Ungkap Bambang, dalam perjalanan ke kantor tidak terdapat hal-hal yang aneh. Semuanya terlihat normal. Lalu lintas pagi di Queens Boulevard sebagaimana biasa cukup padat oleh kendaraan yang sebagian besar menuju distrik bisnis tersibuk di AS: Manhattan.

Pemandangan yang tidak biasa mulai terlihat ketika Bambang melintasi jembatan Queensborough sekitar pukul 9 pagi itu. Ketika perlahan melintasi jembatan itulah dari kejauhan sebelah kiri Bambang melihat asap mengepul dari salah satu menara kembar.

Semakin mendekati pertengahan Queensborough Bridge, asap terlihat semakin jelas dan tampak api menyala.

Saat itu ia hanya menduga bahwa kemungkinan telah terjadi kebakaran di salah satu gedung tertinggi di New York tersebut.

Anehnya, sejauh itu belum terdapat breaking news. Radio yang terdapat di mobil masih menyiarkan lagu-lagu pop seperti biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun