Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencerita Negeri Sakura dari Mata Kompasianer

22 Mei 2016   07:42 Diperbarui: 22 Mei 2016   10:22 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 -[caption caption="Masyarakat jepang saat musim semi melihat Sakura Foto Detik.com/ Juwita Intansari, "][/caption]Selain terkenal dengan keindahan bunga sakuranya, Jepang yang menempati peringkat ke-10 sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia juga dikenal dengan ke-khasan budayanya, keunikan budaya Jepang kerap menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang datang ke negeri matahari terbit itu.

Macam-macam tujuan orang datang ke negara berhuruf kanji itu, liburan, bekerja, belajar, menetap, dll. Tentang negeri Samurai, sejumlah kompasianer yang pernah bertandang ke sana atau menetap di sana menuliskan serbi-serbi negeri yang rawan gempa namun makmur tersebut, inilah mencerita negeri sakura dari mata Kompasianer:

1. Jidoukan, Tempat Belajar dan Bermain Untuk Anak di Jepang

Kompasianer Robi Kurniawan berbagi cerita tentang Jidoukan. Sebuah sarana bermain dan belajar yang mendidik dan menyenangkan bagi anak-anak di Jepang.
Jidoukan merupakan fasilitas umum dalam ruangan yang disediakan oleh pemerintah sebagai tempat belajar dan bermain bagi anak-anak. Permainan dalam artian lebih luas, yang tentu saja tidak dapat ditemukan pada gadget. Tulis Robi.

Jidoukan diperuntukan untuk anak usia 0-12 tahun. Fasilitas ini dapat dinikmati secara gratis selepas pulang sekolah atau saat hari libur. Syarat harus pulang dulu ke rumah dan meletakkan tas sekolahnya. Bagaimana jika kedua orang tuanya bekerja? Mereka dapat bergabung dalam Jidoclub. Status keanggotaan yang memungkinkan mereka dapat langsung menuju ke Jidoukan sepulang sekolah tanpa harus pulang ke rumah. Lanjut Robi.

Di Jidoukan, pemerintah menyediakan berbagai macam sarana seperti perpustakaan mini, tempat olah raga, ruang balita, tempat bermain, dan ruang kerajinan tangan. Sarana ini dapat digunakan secara bebas oleh anak-anak. Ruang balita terbatas hanya diperuntukkan sebagai tempat bermain para balita dan harus ditemani oleh orang tua atau wali anak. Fasilitas ini dapat digunakan kapan saja tanpa harus mendaftar terlebih dahulu.

[caption caption="Jidoukan Sarana bermain anak di jepang (Dok. Robi Kurniawan"]

[/caption]

Sebuah paparan yang informatif dan Sebush peluang bagi Indonesia untuk mengadopsi konsep semacam itu.

2. Kemana sih Orang Jepang Saat Hari Tahun Baru?

Lewat tulisannya, Weedy Koshino berbagi tentang perayaan tahun baru di Jepang yang jauh dari suasana hingar-bingar pada malam pergantian tahun.

Justru sedikit kehebohan terlihat menjelang tahun baru yaitu sekitar bulan Desember awal, seluruh masyarakat Jepang akan disibukkan oleh beberapa kebiasaan yang sangat menarik, yaitu bersih besar-besaran (OOSOUJI) yaitu membersihkan seluruh bagian rumah sampai ke mobilnya, lalu memasang hiasan tahun baru untuk menyilakan masuk goodluck-nya kedalam rumah kita (KAMEKAZARI), mengirimkan kartu tahun baru (NENGAJYO), dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun