-
Hujan merintik puisi
Meracik diksi catatan tepi
Pada kenang yang kedinginan
Setelah menghitamkan awan
Hujan membasuh mayapada
Juga turun di kelopak mata
Berkisah pada semesta
Tentang rindu yang tiba-tiba
Terbata menghampiri beranda
Kemudian gugur rinainya
Di balik kaca-kaca jendela
Hujan melampir geletar petir
Serta luka tersampir
Sekumpulan memori dalam pikir
Ingatan lama luput disisir
Hujan..
Hingga tetes terakhir curah air
Mencerita kamu dalam getir
Yang mengeja sabar di kepala
Hujan..
Sehabis usai, ada pelangi
Mengobati mendung langit
Tapi tak ada kamu dalam warnanya
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H