Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Percakapan Rembulan di Beranda Sang Waktu: Delapan Belas Hari Catatan Tunggu

4 November 2015   20:56 Diperbarui: 4 November 2015   21:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

: Delapanbelas hari berlalu dalam balada tunggu seirama mengeja kesabaran yang luka-luka dicakar-cakar waktu. Juga janji yang masih meminta untuk disebut dalam doa supaya cepat bersua pasti. 

Delapan belas hari alam menghadirkan pagi, membawakan siang dan mengantar malam yang memperlihatkan tahta rembulan sang ratu langit yang teduh itu seolah mengajak bercakap.

Rembulan,

Katakan pada ibu waktu; Buka pintu! Coba periksa kesabaran yang luka lebam disayat tunggu.

Rembulan,

Katakan Pada cahaya untuk penuhi janjinya untuk selalu menjadi terang layaknya kesucian-NYA.

Rembulan,

Semangat ini nyaris beku tapi tapi menyerah bukan pilihan bagiku sebab aku memang tidak punya pilihan selain melanjutkan, sungguh akan kuambil risiko: apapun itu.

Rembulan,

Satu yang perlu kamu dan langitmu untuk tahu: kunci itu memang sebegitu pentingnya untukku maka pasti akan aku tunggu meski masa tungguku luka-luka dicakar-cakar waktu. Katakan pada peri biru cepat berikan kuncinya supaya aku bisa lanjut ketahap berikutnya, Sungguh aku meminta tanpa maksud apa-apa, bagiku kesederhanaan itu telah menjadi alasan aku berhutang budi selamanya.

Sungguh ruang itu akan kulukis dengan penuh warna mengikuti dinamika, sebisa mungkin aku tak akan mencampur noda, tapi peri biru harus bukakan dulu pintunya atau berikan saja kuncinya: biar aku yang buka. Sebab kalau tidak begitu, aku mau melukis apa dan dimana? Telah terlanjur kubuat tiga garis mula dan sekarang aku berkewajiban menyelsaikan hingga menjadi lukisan yang rapi seutuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun