Mohon tunggu...
Syifa Fauziah Noer
Syifa Fauziah Noer Mohon Tunggu... Mahasiswa - PPG Prajabatan PGSD Gelombang 1 2023

Bukan tentang tujuan, tapi perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sampah Dibuang dan Dibakar? No! Waktunya Jadi Karya Seni Indah

26 Desember 2023   21:41 Diperbarui: 28 Desember 2023   07:49 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Peserta Didik Sedang Memilah Sampah Organik dan Non-Organik di Sekitar Lingkungan Sekolah (Dokpri)

Oleh:

Syahnia Nur Jamalia, Syifa Fauziah Noer, dan Yuliana Komala. PPG Prajabatan PGSD Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.


Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan upaya pembelajaran lintas disiplin ilmu, bertujuan mengidentifikasi dan merumuskan solusi terhadap permasalahan lingkungan sekitar. Fokusnya: memperkuat berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. Tujuan utama implementasi P5 adalah mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui pendekatan inovatif berbasis proyek. Dalam menjalankan P5, peran tenaga pendidik sebagai fasilitator bagi peserta didik, membimbing mereka dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan kapasitas dan membentuk karakter luhur sesuai dengan konsep Profil Pelajar Pancasila. Harapannya, proyek ini bisa jadi alat mencapai Profil Pelajar Pancasila yang memberikan peluang peserta didik menyerap pengetahuan sebagai elemen penguatan karakter.

SDN Ciracas 15 Pagi mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, terutama proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dilaksanakan setiap Rabu bagi kelas 1 dan Jum'at bagi kelas 4.

Untuk pengimplementasian Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang terkandung dalam Kurikulum Merdeka, kelas 1B SDN Ciracas 15 Pagi melaksanakan P5 melalui pertimbangan pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan bagi anak Sekolah Dasar. P5 yang dilakukan mengambil tema "Gaya Hidup Berkelanjutan" dengan tujuan mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan sekolah, menjaga kebersihan, dan memberikan pengajaran kepada anak-anak agar dapat mengubah plastik yang tidak memiliki nilai menjadi barang yang dapat diolah menjadi keterampilan seperti bunga hias, aksesoris, hiasan rumah, dan sebagainya.

Pada kesempatan ini, peserta didik terlibat dalam kegiatan pemungutan dan pengelolaan sampah. Pada kegiatan awal, peserta didik diberi pemahaman terlebih dahulu mengenai jenis sampah di sekitar mereka dan selanjutnya diajarkan cara mengatasi sampah-sampah tersebut.

Gambar 2. Guru Memberikan Arahan kepada Peserta Didik dalam Memilah Sampah Organik dan Non-Organik  (Dokpri)
Gambar 2. Guru Memberikan Arahan kepada Peserta Didik dalam Memilah Sampah Organik dan Non-Organik  (Dokpri)

Mereka juga diajarkan metode penanganan sampah menggunakan kategori organik dan non-organik (plastik) untuk menciptakan karya kolase. Ibu Suprihatin Ningsih, S.Pd selaku guru kelas 1B SDN Ciracas 15 Pagi menjelaskan tujuan kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah di lingkungan sekolah meliputi: (1) Sebagai bagian dari proyek dengan jadwal yang telah ditetapkan. (2) Memberikan pemahaman dan pengalaman ke peserta didik dalam proses pemilahan sampah di lingkungan sekolah. (3) Meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap keberadaan sampah di sekolah, mengidentifikasi sumber utama sampah organik dan non-organik. (4) Mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab peserta didik untuk memilih jenis sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. (5) Mendorong kesadaran peserta didik untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Gambar 3. Peserta Didik Sedang Memilah Sampah Organik dan Non-Organik di Sekitar Lingkungan Sekolah (Dokpri)
Gambar 3. Peserta Didik Sedang Memilah Sampah Organik dan Non-Organik di Sekitar Lingkungan Sekolah (Dokpri)

Selanjutnya, semua sampah yang telah dipilih harus dibersihkan terlebih dahulu. Peserta didik kemudian merencanakan desain kolase sebelum memulai, peserta didik diberi kebebasan untuk menciptakan pola, gambar, atau bentuk kreatif lainnya. Untuk membuat kolase, mereka perlu menyiapkan lem, gunting, dan kertas HVS sebagai dasar. Selama proses pembuatan kolase, peserta didik menempelkan bahan organik dan non-organik sesuai dengan desain yang telah mereka rencanakan sebelumnya. Mereka dapat mengeksplorasi kombinasi berbagai tekstur dan warna untuk menciptakan hasil yang unik dan kreatif.

Gambar 4. Peserta Didik Sedang Membuat Kolase dari Sampah Organik dan Non-Organik (Dokpri)
Gambar 4. Peserta Didik Sedang Membuat Kolase dari Sampah Organik dan Non-Organik (Dokpri)

Setelah selesai, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempresentasikan kolase yang telah mereka buat. Dalam presentasi, mereka dapat menjelaskan konsep di balik desain mereka dan menggambarkan pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah secara lebih luas. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, peserta didik tidak hanya menciptakan karya seni kolase yang kreatif, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah.

Gambar 5. Hasil Karya P5 Peserta Didik dengan Memanfaatkan Sampah Organik dan Non-Organik
Gambar 5. Hasil Karya P5 Peserta Didik dengan Memanfaatkan Sampah Organik dan Non-Organik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun