Â
"Jari jemari itu menyentuh kepala Ahmad kecil, kemudian mengelusnya dengan lembut."Nak, bangun. Ibu sudah siapkan air untuk wudumu." Kata Wanita itu sambil menarik selimutnya.
"Bu, Aku mau berangkat sebelum azan berkumandang." Ucap Ahmad kecil sambil mengeliat.
"Setelah azan ya, Nak." Sambil meletakkan pakaian sholat anaknya di atas kasur.
"Tapi, Bu. Aku mau duduk di dekat Ustadz. Agar suaranya lebih terdengar." Bujuk Ahmad.
Wanita itu terdiam sesaat. Kemudian menuntun Ahmad kecil untuk menyegarkan tubuhnya.Â
"Nanti, kalau sudah besar, Ahmad boleh berangkat sebelum azan berkumandang. Ucap Ibunya sambil merapikan pakaian Ahmad.
Setelah azan berkumandang, dituntunnya Ahmad kecil pergi ke masjid. Sampai di dekat masjid, Sang Ibu berucap,
"Nak, masuklah. Ibu tunggu kamu di sini."Â Maka pergilah Ahmad dengan hati riang dan siap untuk menimba ilmu. Di tiap langkahnya, selalu disertai doa Ibundanya.
 Itulah sedikit gambaran tentang seorang wanita hebat, Ibunda Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah. Wanita tangguh yang berjuang untuk membesarkan anaknya sendirian dan memastikan agar dia mendapat asupan ilmu agama yang baik.
 Namanya Shafiyyyah binti Maimunah Asy-Syaibani Rahimahallah. Setelah kematian suaminya di medan perang, Shafiyyah  menolak banyak pinangan lelaki. Padahal saat itu usianya baru 20 tahun dan dia lebih memilih untuk membesarkan anaknya seorang diri.