Mohon tunggu...
Syifa Annisa Rahma
Syifa Annisa Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bachelor Degree student/ Banten State Islamic University.

Bachelor Degree student of Islamic Community Deveploment (Banten State Islamic University).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk Social Enterprise sebagai Inovasi Mengentaskan Kemiskinan Indonesia

7 November 2023   11:52 Diperbarui: 7 November 2023   13:00 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), Juli 2023

 Indonesia termasuk Negara berkembang ini masih berjuang untuk mengatasi kemiskinan. Fenomena kemiskinan selalu berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, politik, dan aspek-aspek lainnya. 

Realita kemiskinan di masyarakat akan berimplikasi pada masalah-masalah seperti pengangguran, masalah kesehatan meningkatnya kasus kriminal, dan meningkatnya jumlah angka kematian. 

Masyarakat yang miskin disebabkan oleh beberapa hal, seperti rendahnya jenjang dan kualitas pendidikan, rendahnya pendapatan produktivitas tenaga kerja yang rendah, dan kesejahteraan yang rendah.

Jumlah kemiskinan Indonesia bulan Maret 2023 terdapat sebanyak 25,9 juta penduduk miskin di Indonesia. Berkurangnya angka kemiskinan di Indonesia sebanyak 460 ribu orang dibandingkan September 2022 menurun 260 ribu orang dibandingkan Maret 2022. Bahwa jumlah kemiskinan di Indonesia adalah 9,54% pada Maret 2022 menjadi 9,36% pada Maret 2023. 

Penduduk miskin sebagai masyarakat yang mempunyai pendapatan di bawah Garis Kemiskinan per kapita pada Maret 2023 adalah Rp 550.458,- per kapita per bulan. Sedangkan Garis Kemiskinan per rumah adalah Rp2.592.657 per bulan.

Selain itu Pemerintah, mempunyai kewajiban untuk menangani kemiskinan masyarakat. Selain itu, ada pihak-pihak eksternal ikut berpartisipasi dalam kemiskinan. 

Pihak eksternal ini diwujudkan oleh perusahaan melalui program CSR. Berjalannya waktu, terjadi transformasi bentuk perusahaan publik yang berfokus pada profit. 

Namun, menjadi perusahaan yang bergerak pada bidang sosial. Perusahaan dengan model baru ini dikenali sebagai Social Enterprise.

Faktor penyebabnya adalah kemiskinan. Pertama, kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh minimnya sumber daya manusia berkualitas. 

Pada konteks ini, Social Enterprise menjalankan tugas sosial untuk melakukan pemberdayaan secara intens dan sistematis dalam upaya meningkatnya kualitas masyarakat. 

Kedua, beberapa masalah kemiskinan di Indonesia terjadi karena distribusi pendapatan yang kurang meratanya dan pendapatan yang rendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun