Mohon tunggu...
Syifa Dilla Khansa
Syifa Dilla Khansa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

edukasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini

6 Desember 2021   09:44 Diperbarui: 6 Desember 2021   10:09 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia semakin hangat, dalam kasus ini banyak memakan korban dan menjadi kasus serius di berbagai kalangan. Di rasa cukup meresahkan dalam penanganannya pun butuh penangannan yang khusus, terutama di mulai dari keluarga, lingkungan pendidikan dan juga pemerintah. Dalam hitungan pertahunnya pun kasus kekerasan dan pelecehan terjadi peningkatan.

Bentuk pelecehan seksual bergam dalam setiap kasusnya, menurut BKKBN pelecehan seksual merupakan bentuk perilaku yang mengarah pada seksual yang di lakukan secara sepihak atau memaksa yang tindakanya tidak di harapkan oleh objek atau sasarannya, sehingga menimbulkan rasa marah, kecewa, sedih, malu, dan dapat mengganggu psikis korban pelecehan tersebut. Berbagai macam tindakan yang dilakukan pelaku pada korbanya meliputi cakupan yang luas seperti; main mata, siulan, catcalling, komentar dengan konteks seks atau gender, bahkan berlanjut sampai kekasus kekerasan, pembunuhan dan pemerkosaan BKKBN (2009). Contonya dalam kasus terbaru saat ini  melecehkan 8 anak di angkot di daerah Cakung Jakarta Timur (Suara.com/news/2021/12/02/210052).

Pada kasus pelecehan dan kekeran seksual banyak terjadi pada anak usia dini sekitar umur 0 sampai 6 tahun rentan terjadi pada umur-umur tersebut, karena pada umur tersebut anak-anak tidak paham tentang seksualitas, cenderung menurut apa yang di perintahkan sehingga anak usia dini rentan sekali mendapatkan pelecehan dan kekerasan seksual dari sekitar lingkungannya. Peran pendidikan seks lah yang membantu dan menjadi tanggung jawab atas dari berbagai keadaanya yang ada sekarang ini. Pendidikan seks lah yang paling utama dan penting untuk mencegah dan menanggulangi dan menunujukan rasa tanggung jawab dan kepedulian dalam hal tanggung jawab orang tua keluraga lah yang menjadi tanggung jawab utama, karena pada dasarnya pendidikan pertama adalah keluarga dan orang tua.

Di Indonesia pendidikan seks masih dianggap hal yang tabu dan hal yang tak lazim untuk di ajarkan sehingga orang tua tidak mau mengajarkannya akan tetapi pendidikan seks perlu di ajarkan agar mendapatkan informasi yang benar dan tidak salah dalam mengambil sumber. Pendidikan seks yang di ajarkan pada anak usia dini juga butuh metode khusus agar mudah di pahami dan di terapkan pendidikan seks juga mengikuti  tahapan perkembangan anak. Perkembangan anak usia dini 2-6 tahun adalah masa umur bermain pada masa perkembangan anak usia dini inilah menjadi awal yang paling penting dalam tumbuh kembang fisik dan mentalnya. Pada fase permulaan untuk membangun dan mengembangkan kemampuan dalam berfikir pada fase ini belum stabil secara baik maka ada nya tahapan atau fase untuk mengembangkan kempuan anak.

Pendidikan seks untuk anak usia dini di tujukan agar anak dapat memahami kondisi tubuh lawan jenisnya, cara membersihkan anggota tubuhnya dan bagaimana cara untuk menutupi auratnya, sehingga menghindarkan anak anak dari bahaya pelecehan seksual. Dalam pembiasaan pendidikan seks pada anak usia dini memerlukan beberapa metode.

Metode pendidikan seks yang dapat di terapkan oleh orang tua terhadap anak- anak di mulai dari rumah:

  • Pemisahan tempat tidur, meotde pemisahan tempat tidur sebagai langkah awal mengajarkan anak agar terhindar dari kebiasaan atau aktivitas bersama orang tua, di sisi lain juga sebagai pemisah tempat tidur anak laki-laki dan perempuan dan menghindarkan anak melakukan kebiasaan tidur dengan lawan jenis, karena pada saat tidur keadaan tidak sadar.
  • Meminta izin, penerapan kebiasaan dalam meminta izin dan pentingnya meminta izin. Seperti pada saat memasuki kamar seseorang atau tempat atau barang pribadi yang bersifat privasi dalam hal ini juga mengajarkan anak agar mengetahui hal hal privasi agar anak dapat tidak mudah mengumbar atau memberikan  hal hal privasinya.
  • Menutup aurat, mengajarkan anak pada pentingnya batasan batasan aurat bagaimana cara berpakaian. Serta memberitahukan atau membiasakan kembali kepada anak karena anak sering malas dan lupa bila keluar kamar mandi tidak menggunakan pakaian. Dan pada pengunaan pakaian di sarankan menutupi bagian bagian yang sesitiv karena pada padasarnya maraknya pelecehan seksual pada anak di sebabkan kelain yang tidak wajar yaitu pedofil. Rangsangan pelaku terhadap korban di lihat dari bentuk tubuh korban.
  • Mengajarkan rasa malu, menanamkan budaya rasa malu tujuannya agar anak memliki rasa malu dengan di kaitkan dengan anggota tubuhnya bagaimana anak mengahargai tubuhnya dengan menutupi Karena dengan adanya rasa malu sehingga  secara tidak langsung membiasakan anak tidak nyaman pada saat  anak akan melepas baju di depan orang lain atau telanjang.
  • Mengajarkan etika, etika atau akhlak bagaimana mengajarkan anak berprilaku dalam sopan santun, dan bergaul dengan memperlakukan orang orang sekitar seperti teman, sahabat, tetangga, keluarga. Dan dapat mengajarkan bagaimana bersikap dan mengenai anggota tubuh anak yang dapat di sentuh di lihat oleh orang lain da nada juga yang di sentuh dilihat hanya oleh orang tuanya.

Pendidikan seks untuk anak usia dini bukan mengajarkan seks tetapi pada dasarnya memberikan arahan agar orang tua dapat mengajarkan anaknya pada tahapan pengenalan terhadap dirinya bahwa mereka adalah manusia yang memiliki biologis dan juga memiliki jenis kelamin, sehingga dapat memahami fungsi dari setiap anggota tubuhnya, setelah itu di ajarkan bagaimana merawat dan menjaganya sehingga anak dapat menanamkan dari kebiasaan-kebiasaan itu. Karena pada anak usia dini sangatlah rentan dengan anak yang mudah sekali meniru, sehingga pendidikan seks di butuhkan agar anak-anak dapat memahami dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun