Beberapa minggu yang lalu, saya berdiskusi dengan Ketua Bidang Organisasi Himpunan Pengusaha Santri (HIPSI) Cirebon yang konon bercabang disetiap pelosok pesantren. Diskusi kami berdua sore itu sambil menikmati secangkir kopi membicarakan tentang upaya-upaya membangkitkan ekonomi santri di Cirebon. Tepatnya yaitu di pondok pesantren babakan ciwaringin.
Memang selama ini tidak sedikit santri yang sudah menjadi alumni pondok pesantren berhasil mengembangkan usaha bisnis, menjadi wirausaha yang sukes. Sekedar menyebutkan beberapa contoh santri yang berhasil menjadi pengusaha antara lain : Kang Safulloh alumni pondok pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur, yang berhasil menjadi pengusaha di bidang peternak ayam. Kang idris yang sukses di bidang bahan kain, alumni pondok pesantren Kempek Cirebon. H. Sueb Alumni pondok pesantren buntet, sekarang sukses mengembangkan usaha pom bensin. H. Fauzi alumni salah satu pondok pesantren Sarang rembang Jawa Tengah yang berhasil mengembangkan usaha bakery dan masih banyak santri-santri yang lain yang berhasil dalam berwirausaha.
Penanaman sikap kemandirian yang di pupuk ketika menjadi santri, membuat mereka selalu istiqomah dan tawakal dalam menekuni bidang pekerjaan mereka.
Jiwa kemandirian santri di pesantren memang tumbuhkan melalui bimbingan dalam mengurus sendiri kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, membersihkan kamar tidur, dan sebagainya. Biasanya, semakin dewasa santri semakin di serahi tanggung jawab mengurus satu bagian kegiatan pesantren. Kemudian setelah menjadi santri senior, diberi tanggung jawab memimpin adik-adiknya, atau diserahi tugas mengembangkan program-program pesantren, seperti mengurus majlis ta’lim, koperasi pesantren, kegiatan pramuka santri, program agribisnis, dan sebagainya.
Sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan itulah, yang membuat santri terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungannya. Sehingga santri mampu berpikir dan bertindak sendiri ketika dia sudah keluar dari pesantren.
Disamping itu, ada beberapa pondok pesantren yang memberikan keahlian keterampilan kepada santrinya, seperti keterampilan bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan perdagangan. Di bidang kewirausahaan, pada umumnya pesantren sudah memiliki koperasi pondok pesantren (Kopontren) yang menjadi wadah untuk melatih skill enterpreneurship mereka.
Di dalam diskusi yang singkat itu, kami berkesimpulan bahwa potensi ekonomi santri cukup besar apabila terwadahi. Ekonomi santri bisa menjadi model pendorong kemandirian ekonomi bangsa. Apalagi saat ini, jumlah keselurahan santri di Cirebon kurang lebih sudah mencapai 20.287, yang tersebar di setiap pelosok ; 214 pondok pesantren di cirebon. Kelemahan yang dialami selama ini, para santri dan pondok pesantren masih bergerak sendiri-sendiri. Seandainya mereka bersatu, maka akan melahirkan gerakan ekonomi yang besar.
Mengingat monumen dalam acara memperingati Santri Nasional Tahun lalu pada tanggal 22 oktober 2016. Memberikan semangat baru bagi masyarakat dan elemen bangsa untuk mengisi pembangunan ekonomi melalui etika dan ajaran yang selama ini diterapkan kaum santri dimana identik dengan kejujuran, amanah, profesionalisme, dan rasa tanggung jawab. Karakteristik santri ini merupakan sesuatu yang inherent melekat pada jiwa santri bahwa hidup adalah perjuangan untuk mengabdi kepada bangsa yang mutlak harus dilakukan oleh santri dengan beragam cara.
Peran santri dalam pengembangan ekonomi umat khususnya usaha mikro yang ada di sekitar pondok pesantren telah banyak dilakukan terutama dalam berinteraksi ekonomi dengan masyarakat. Peran lembaga Pondok Pesantren seperti Sidogiri, Lirboyo, al Ittifaq, Gontor, Nurul Iman Bogor dan masih banyak puluhan ribu lainnya yan mencetak puluhan juta santri dengan berbagai bekal pembangunan bangsa berkontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mempu nyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional banyak digerakkan oleh kaum sarungan ini, yang dampaknya banyak menghasilkan tenaga kerja. Jumlah pelaku usaha Indonesia yang mendominasi sektor mikro khususnya banyak dihuni kaum santri.
Hal ini mengindikasikan bahwa peran santri dalam pengembangan usaha berbasis pelibatan ekonomi masyarakat potensial untuk menjadi penyangga perekonomian di Indonesia dari pengaruh berbagai macam bentuk krisis yang ada. Fakta tersebut harus mampu menyadarkan banyak pihak, untuk memberikan porsi lebih besar kepada santri dalam malakukan bisnis skala mikro, kecil, dan menengah baik dalam hal pendampingan bisnis UMKM dari sisi permodalan hingga pendampingan operasional produksi yang efisien untuk meningkatkan produksi.