Pendidikan rasional adalah sebuah wawasan baru yang kurang mendapatkan tempat dalam banyak diskursus pendidikan di tanah air.Apa sich pendidikan rasional itu?Â
Pendidikan rasional adalah sebuah upaya menciptakan kesempatan/tempat yang layak untuk tumbuhnya kekuatan rasional dalam rangka mencapai kedekatan dengan Tuhan. Pendidikan rasional juga bermakna menciptakan kondisi-kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan kekuatan tafakur pada manusia (siswa).
Pendidikan rasional adalah tujuan utama pendidikan, sehingga pendidikan akal itu begitu penting dan independensi pikiran, bahkan akal dan ta'aqqul (berpikir logis/pemberdayaan nalar) lebih penting daripada ilmu dan ta'allum (proses belajar) itu sendiri.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778), filsuf Prancis juga berpandangan bahwa mengantarkan kemampuan individu sampai jenjang tafakur dan ta'aqqul adalah tujuan utama pendidikan dan alam bisa menjadi faktor terpenting dalam mendukung pelaksanaan pendidikan rasional.
Lebih jauh Rousseau menekankan bahwa pendidik hendaknya merangsang anak agar bersemangat mengadakan penelitian mandiri, serta menemukan dan memecahkan persoalan dengan kemampuan budinya.Â
Pengetahuan yang bersifat verbalistik dan otoritatif sebaiknya dihindari sebab hal itu akan membuat anak tidak mampu bernalar lagi dan hanya akan dapat "bermain"dengan pendapat-pendapat orang lain.
Makna Akal
Akal berasal dari bahasa Arab yang memiliki kesesuaian dengan kata 'iqal. Dalam bahasa Arab 'iqal bermakna pengikat onta (Ibnu Manzhur). Yaitu pengikat onta yang liar dan memberontak. Oleh karena itu, dinamakan akal karena ia mampu mengekang amarah dan syahwat.
Sedangkan akal secara istilah--menurut Raghib Isfahani--bermakna imsak(menahan) dan kekuatan yang menganalisa  perkara yang baik dan yang buruk dalam kehidupan material dan spiritual lalu ia mengontrol jiwa/nafsu sesuai dengan bimbingan pengetahuan ini.Â
Ada juga yang menguraikan bahwa akal merupakan kekuatan yang membagi-bagi dan menganalisa serta membedakan yang mampu merealisasikan antara suatu perkara dan perkara lainnya, yakni menyusun mukadimah-mukadimah logis dan memprediksikan hasil/kesimpulan.Dengan demikian, kinerja akal adalah mendatangkan manfaat dan menolak bahaya.
Dari pelbagai penjelasan tentang akal di atas dapat disimpulkan bahwa akal di satu sisi mendeteksi mana yang hak dan mana yang batil dan di sisi lain ia mengendalikan amarah dan syahwat (hawa nafsu).