Mohon tunggu...
syehan husain salsabila
syehan husain salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Diponegoro

Syehan Husain Salsabila merupakan mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membuat Limbah Menjadi Keunggulan: Pengembangan Pupuk Kompos dari Limbah Organik oleh Tim KKN Undip

16 Februari 2024   17:45 Diperbarui: 16 Februari 2024   17:46 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan Alat komposter dari Tim KKN Undip kepada Desa Pakis (dokpri)

Limbah organik seringkali dianggap sebagai sisa yang tidak berguna, tetapi sebenarnya dapat menjadi sumber daya berharga jika dikelola dengan baik. Di Desa Pakis, masalah limbah organik telah menjadi perhatian utama, dengan penumpukan sampah yang tidak terkendali mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, di tengah tantangan ini, terdapat peluang besar untuk mengubah limbah menjadi kekuatan melalui pembuatan pupuk kompos.


Limbah organik, yang terdiri dari tumbuhan mati, sisa sayuran, kotoran ternak, dan kertas, merupakan bahan baku ideal untuk pembuatan pupuk kompos. Proses pengomposan mengubah limbah menjadi pupuk yang kaya akan nutrisi tanaman, sementara secara efektif mengurangi volume limbah yang membusuk di tempat pembuangan akhir. Inisiatif untuk memanfaatkan limbah organik ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.


Salah satu langkah penting dalam mengatasi masalah limbah organik adalah edukasi serta demonstrasi dari pengolahan limbah organik tersebut kepada pengurus bank sampah yang sudah terbentuk sebelumnya. Melalui program edukasi yang terarah, masyarakat Desa Pakis dapat memahami pentingnya pengolahan limbah organik dan manfaatnya bagi lingkungan. Demonstrasi praktis tentang pembuatan pupuk kompos kepada pengurus bank sampah yang sudah ada akan memberikan contoh nyata tentang bagaimana limbah organik dapat diubah menjadi sumber daya yang berguna. Dengan demikian, diharapkan akan muncul kesadaran baru di kalangan warga untuk lebih peduli dalam mengelola sampah mereka.

Demo pembuatan pupuk kompos bersama Warga Desa Pakis (dokpri)
Demo pembuatan pupuk kompos bersama Warga Desa Pakis (dokpri)
Demo pembuatan alat komposter bersama warga desa Pakis (dokpri)
Demo pembuatan alat komposter bersama warga desa Pakis (dokpri)
Pembuatan pupuk kompos tergolong mudah bahkan dapat dilakukan perorangan di rumah. Sampah organic yang sudah dikumpulkan, dimasukkan ke komposter lalu disemprotkan activator (contoh EM4, T-decomposer, dll) agar kompos lebih cepat panen. Terdapat beberapa bahan lain yang bisa ditambahkan ke sampah organic seperti tanah, sekam, dll. Sedangkan pembuatan komposter juga mudah dan praktis karena menggunakan bahan yang sehari hari kita temui. Seperti ember dan tutupnya, keran air, paku, lem. Ember ditumpuk vertical lalu diberi lubang sirkulasi udara menggunakan paku yang dipanaskan. Bagian bawah ember diberi keran untuk mengelurkan air lindi dari hasil pupuk.


Selain manfaat langsung bagi lingkungan, pengembangan pembuatan pupuk kompos juga dapat menciptakan peluang ekonomi lokal. Pupuk kompos yang dihasilkan dapat dijual kembali kepada petani sebagai alternatif pupuk kimia yang lebih ramah lingkungan. Ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan berbahaya, tetapi juga membuka pasar baru bagi produk-produk lokal.

Penyerahan Alat komposter dari Tim KKN Undip kepada Desa Pakis (dokpri)
Penyerahan Alat komposter dari Tim KKN Undip kepada Desa Pakis (dokpri)

Dengan upaya bersama ini, Desa Pakis dapat menjadi contoh bagi Desa lain tentang bagaimana limbah dapat diubah menjadi sumber daya yang bernilai. Pembuatan pupuk kompos dari limbah organik bukan hanya tentang mengelola sampah, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang lebih bersih, lebih hijau, dan lebih berkelanjutan untuk generasi mendatanng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun