Mohon tunggu...
SYEFIRA PRIHAPSARI
SYEFIRA PRIHAPSARI Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi Proses Fasilitasi Kebutuhan Peserta Didik Materi Teks Negosiasi Kelas X SMA

28 Oktober 2023   09:07 Diperbarui: 28 Oktober 2023   09:26 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran yang baik bagi peserta didik di sekolah akan memberikan dampak luar biasa bagi pengembangan potensi siswa ke depannya. Adanya kurikulum merdeka mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun ajaran 2021/2022 sebagai pembelajaran paradigma baru. Pembelajaran ini merupakan sebuah terobosan dari kurikulum sebelumnya yaitu K13 yang menyamaratakan perlakuan terhadap siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Aprima & Sari Sasmita, 2022) dapat dikatakan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka lebih optimal dari pada Kurikulum sebelumnya. Kurikulum merdeka hadir dengan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya, untuk mengembangkan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Salah satu faktor yang menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang membosankan serta penggunaan strategi konvensional. Seorang guru pun harus mampu mengintegrasikan TPACK untuk mengimbangi kecakapan peserta didik dalam menggunakan teknologi sehingga gawai di kelas tidak disalahgunakan. Dilansir dari www.cambridgeinternational.org  Gatot Pramono, mengemukakan pentingnya teknologi dalam pendidikan agar guru dan lembaga dapat mengelola materi dengan lebih fokus dan efisien pada pembentukan karakter siswa. Selain itu, juga dapat memberikan inspirasi minat dan pemikiran kritis melalui ruang kelas interaktif. Media pembelajaran hadir untuk memfasilitasi  kebutuhan peserta didik, karena pada dasarnya media pembelajaran mempunyai tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda (Santoni, Mansur & Mahardika, 2018).

Adanya berbagai permasalahan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan hambatan-hambatan yang ditemui peserta didik serta harapan untuk memperoleh pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan, maka perlu adanya penerapan pembelajaran berdiferensiasi untuk memfasilitasi kebutuhan peserta didik sebagai subjek. Berdasarkan hasil profiling peserta didik maka dapat dirancang sebuah modul ajar yang berisikan rancangan kegiatan menarik serta dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik. Berikut beberapa rancangan strategi yang dapat dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi pada materi evaluasi teks negosiasi di SMA.

Perumusan Modul Ajar Berdiferensiasi

  • Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria esensial, menarik, relevan dan kontekstual, serta berkesinambungan. Modul ajar materi teks negosiasi mempunyai tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan unsur abcd. Adapun tujuannya yaitu setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui model problem based learning dengan metode bermain peran dan diskusi kelompok, peserta didik mampu:

1. menentukan pengajuan, penawaran dan persetujuan dari sebuah kegiatan negosiasi secara tepat,

2. menelaah faktor penentu keberhasilan suatu negosiasi dari teks yang telah disimak dengan baik,

3. mengevaluasi informasi kelebihan dan kekurangan teks negosiasi secara akurat, kritis, dan reflektif.

Rancangan pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan model problem based learning dengan lima tahapan yaitu orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik dalam belajar, membimbing penyelidikan peserta didik, mengembangkan dan menyajikan karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pemilihan model PBL yaitu untuk meningkatkan kemampuan analisis dari peserta didik.

Rancangan pembelajaran berdiferensiasi pada materi identifikasi informasi dalam teks negosiasi berlandaskan pada sebuah permasalahan tentang contoh negosiasi di kehidupan sehari-hari. Guru membangun dan mengkonstruksi ide dan gagasan peserta didik dengan metode tanya jawab di kelas berupa diskusi atas sebuah apersepsi yang dilanjutkan dengan  orientasi peserta didik terhadap masalah pada awal kegiatan inti untuk berdiskusi secara konstruktif atas permasalahan-permasalahan mengenai pengajuan, penawaran, dan kesepakatan pada sebuah kegiatan negosiasi. Setelah berdiskusi yang dimoderatori oleh guru, selanjutnya peserta didik melakukan sebuah diskusi kelompok untuk mengerjakan LKPD berdiferensiasi yang sudah disesuaikan dengan tingkatan kognitif masing-masing. Guru memberikan pendampingan secara intensif dengan melakukan mobile teaching membimbing penyelidikan kelompok agar dapat memberikan solusi jika peserta didik mengalami hambatan pengerjaan tugas. Hasil diskusi dipresentasikan peserta didik di depan kelas. Guru memberikan sebuah penguatan materi di akhir terkait dengan jawaban setiap kelompok dikarenakan kesulitan soal yang berbeda-beda, jadi tidak semua peserta didik di  kelas mendiskusikan hal yang sama.

Ada tiga aspek penilaian pada modul ajar berdiferensiasi yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan oleh guru dengan menulis jurnal penilaian sikap. Penilaian pengetahuan dilakukan menggunakan asesmen diagnostik kognitif pada awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat kesiapan peserta didik pada materi, asesmen formatif pada proses pembelajaran berupa penilaian hasil diskusi pada LKPD yang dikerjakan murid serta asesmen sumatif  berupa soal evaluasi berjumlah 10 nomor pada akhir pembelajaran untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi mengevaluasi teks negosiasi. Lebih lanjut, untuk penilaian keterampilan saat presentasi kelompok.

Penggunaan Media Pembelajaran Menarik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun