Karena tugas pembelajaran daring tergolong lebih banyak daripada tugas pembelajaran tatap muka, dan terkadang ada orang tua yang tidak bisa mengerti betapa banyaknya tugas tersebut sehingga siswa masih dituntut untuk melakukan pekerjaan rumah dan sebagainya. Peluang bagi guru atau pengajar pada saat pandemi ini mengintrospeksi dan mereevaluasi diri untuk menjadi guru yang tidak lupa mengedepankan pembelajaran dua arah yang komunikatif karena siswa bukanlah objek yang digunakan untuk “menabung” pengetahuan guru. Peluang bagi siswa adalah membangun mental yang kuat untuk menghadapi situasi yang memerlukan skill untuk multitasking dan menjaga ketenangan saat bekerja di bawah tekanan.
Dari segala tantangan dan peluang pembelajaran jarak jauh secara daring bagi guru dan juga siswa, sebaiknya sama-sama mengerti bahwa keadaan sekarang ini adalah keadaan sulit yang mengharuskan kita untuk lebih banyak mengerti daripada menuntut. Dan mungkin pandemi ini akan menjadi awal bagi pembelajaran di Indonesia untuk menormalisasi model pembelajaran blended learning agar jika terjadi situasi yang memaksa masyarakat untuk tidak keluar rumah, guru dan siswa tidak akan kaget lagi dengan model pembelajaran secara daring karena sekarang kita sudah sangat bergantung dengan teknologi. Semoga pandemi ini cepat berlalu dan Tuhan senantiasa melindungi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Surachman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Labsos UNJ, 2016.
Freire, Paulo. Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008.
Henslin, James. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007.
Sumber hasil survei: Saiful Mujani Research and Consulting, Survei Telepon 5-8 Agustus 2020. h
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H