Pati (28/07/2023). Mahasiswa KKN Tim II Undip melakukan kegiatan sosialisasi preventif dan represif terkait dampak penggunaan gadget serta pemberian pelatihan brain gym (brain gym exercises) dan brain games berjudul "Brain Gym & Brain Games: Jaga Konsentrasi dan Kreativitas di Era Kecanduan Gadget". Program dengan judul tersebut merupakan program yang dilatarbelakangi oleh permasalahan sosial yang masih terjadi di berbagai kalangan masyarakat Desa Pondowan, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Permasalahan sosial yang dimaksud, yaitu kecanduan gadget. Berdasarkan hasil survey melalui kegiatan wawancara kepada perangkat desa dan masyarakat, diketahui bahwa salah satu urgensi permasalahan sosial yang  masih terjadi hingga saat ini adalah kecanduan gadget, terutama pada kalangan anak-anak. Kecanduan gadget merupakan bentuk keterikatan berlebihan terhadap gadget yang memungkinkan masalah sosial.
Agar anak-anak tidak mengalami berbagai pengaruh negatif yang berasal dari gadget, dilakukanlah sosialisasi dampak penggunaan gadget serta pemberian pelatihan brain gym (brain gym exercises) dan brain games guna menjaga kemampuan kognitifnya terkait konsentrasi dan kreativitas melalui peningkatan pemahaman mengenai dampak gadget itu sendiri serta berbagai gerakan brain gym dan salah satu aktivitas brain games yang ditujukan kepada siswa-siswi SD Negeri Pondowan 02 yang beranggotakan 13 anak kelas 4 dan 16 anak kelas 5. Diadakannya program ini juga karena edukasi dan pelatihan kognitif sendiri memang salah satu cara penting dalam menjaga kemampuan belajar anak sekaligus dapat menjadi coping stress (cara mengatasi situasi stres yang menekan) saat belajar agar tidak mengarah pada hal-hal yang negatif.
Program dilaksanakan kepada siswa-siswi SD Negeri Pondowan 02 pada Jumat, 28 Juli 2023 pukul 07.00 sampai 10.30 yang berlokasi. Kegiatan juga dihadiri oleh para guru, termasuk kepala sekolah. Dalam kegiatan ini, Syazwina Putri Aulia Sidiq selaku mahasiswa KKN Tim II Undip dari Fakultas Psikologi sebagai pelaksana utama pada program dan dibersamai oleh teman-teman anggota tim lainnya dalam memberikan sosialisasi mengawali kegiatan dengan persiapan, pembukaan, dan perkenalan. Dilanjut arahan pre-test menggunakan tes kreativitas figural berupa concentration grid dan menggambar di kertas berisi bentuk lingkaran, di mana masing-masing diberi waktu 2 menit guna mengetahui tingkat konsentrasi dan kreativitas murid sebelum diberi psikoedukasi sekaligus brain gym dan brain games. Selanjutnya, membagi murid menjadi 6 kelompok berisi 4-5 anak dan pemberian sosialisasi berbentuk psikoedukasi dengan presentasi penggunaan gadget dan 8 aktivitas brain gym. Hanya diambil 8 gerakan agar memudahkan anak melakukannya secara mandiri. Sosialisasi diberi menggunakan media atau metode penyampaian materi melalui pendekatan presentasi lisan secara langsung yang dilengkapi proyektor untuk menampilkan materi. Terdapat poster cakupan materi sebagai fasilitas tambahan untuk dibagikan. Dilanjut latihan menggunakan hands on method dalam bentuk behavior modelling melalui pelatihan gerak sederhana dengan alat bantu berupa penayangan video untuk menambah kefokusan serta bermain dengan permainan motorik atau brain games ditambah pembagian hadiah ke 18 anak yang berani mempraktikkan brain gym dan menyelesaikan tantangan brain games untuk meramaikan kegiatan. Di penghujung kegiatan, diakhiri post-test dengan prosedur sama seperti pre-test serta penutupan dan pemberian luaran. Program berjalan lancar, siswa-siswi antusias dalam menyimak penyampaian materi serta bersemangat dan interaktif untuk belajar sembari bermain bersama. Sosialisasi berupa psikoedukasi serta pelatihan ini pun terbukti cukup efektif dilihat dari meningkatnya hasil post-test yang dikerjakan oleh para murid sesudah melakukan brain gym dan brain games setelah sebelumnya didapatkan hasil pre-test. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada keberhasilan dalam peningkatan konsentrasi dan kreativitas anak.
Dengan adanya program "Brain Gym & Brain Games: Jaga Konsentrasi dan Kreativitas di Era Kecanduan Gadget" ini, diharapkan anak-anak dapat terus mempraktikkannya, baik di rumah maupun sekolah dengan bantuan para guru agar selalu bisa mencegah sekaligus mengatasi kecanduan gadget yang dialami oleh anak-anak guna menjaga kemampuan kognitifnya, baik perihal konsentrasi, kreativitas, maupun kemampuan lainnya demi generasi muda yang lebih baik, sehingga Desa Pondowan, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati pun dapat semakin menjadi desa yang maju, berkembang, dan tertib dimulai dari generasi mudanya yang gemilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
