Mohon tunggu...
Syaziatun Nadhofah
Syaziatun Nadhofah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi saya adalah menggambar, melukis, fashion designer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Alam Semesta sebagai Bukti Kebesaran dan Kekuasaan Sang Pencipta

22 Desember 2023   17:20 Diperbarui: 22 Desember 2023   17:31 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Al-Qur'an, Allah Swt telah menceritakan beberapa kisah para nabi terdahulu. Salah satunya adalah kisah Nabi Ibrahim ketika dirinya mencari siapa Tuhan yang sesungguhnya.

Perjalanan Nabi Ibrahim mencari Tuhan bermula saat beliau melihat bintang yang bercahaya, dan menyangka bahwa itu adalah Tuhan. Namun, saat bintang tersebut menghilang di langit, Nabi Ibrahim pun tidak percaya bahwa bintang adalah Tuhan sesungguhnya. Kemudian Nabi Ibrahim melihat bulan dan berpikir juga bahwa itu adalah Tuhan. Lagi-lagi ketika bulan tersebut menghilang pada pagi hari, beliau kembali menyadari bahwa bulan bukanlah tuhan. Dan saat pagi hari tiba, beliau kembali melihat matahari. Nabi Ibrahim berpikir       jika matahari adalah Tuhan karena lebih besar dari bintang dan bulan. Tapi, ketika matahari terbenam dan waktu malam tiba, beliau tersadar jika matahari juga bukanlah Tuhan.

Hingga pada akhirnya Nabi Ibrahim menyadari dan menyimpulkan bahwa sesuatu yang  terlihat oleh mata bukanlah Tuhan, Karena baginya, Tuhan tidak akan pernah hilang. Dan demikian juga beliau menyadari bahwa Tuhan adalah pencipta dari semua makhluk. Yang mana kisah Nabi Ibrahim tersebut diabadikan dalam Surah Al-An'am ayat 76-78, yang artinya: "Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah Bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat". Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku terlepas diri dari apa yang kamu persekutukan".

Ayat tersebut merupakan dialog yang isinya sebuah sanggahan Nabi Ibrahim kepada kaumnya. Selain itu, ayat tersebut juga menjelaskan kepada mereka bahwasanya benda-benda yang ada di langit seperti bintang-bintang yang bercahaya itu tidak dapat dijadikan sebagai Tuhan. Karena benda-benda tersebut merupakan sesuatu yang diciptakan, diatur dan ditundukkan oleh Allah SWT sebagai Sang Pencipta.

Sebagai seorang muslim, hendaknya kita untuk selalu mengingat Allah Swt melalui ciptaan dan kekuasaan-Nya. Terciptanya siang dan malam, luasnya alam semesta serta terjadinya pasang surut air laut merupakan salah satu bukti kekuasaan-Nya yang luar biasa, kita akan mampu untuk selalu mengingat kehendak Allah Swt dalam setiap ciptaan-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt tentang kekuasaannya-Nya di alam semesta tertera pada Al- Qur'an Surah Ali-Imran ayat 190-191 yang artinya:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal". "(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka".

Dalam Surah Al-An'am Ayat 96 Allah SWT berfirman: "Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui". Ayat ini menjelaskan bahwasanya matahari dan bulan diperkenalkan sebagai penanda waktu dan perhitungan. Matahari, dengan pergerakannya yang teratur, menandai awal dan akhir hari. Sedangkan bulan, dengan siklusnya, membantu dalam menentukan waktu-waktu tertentu, termasuk penanggalan bulan.

Tidak hanya itu, dalam Surah Yunus Ayat 5 yang artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah   tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui". Dalam ayat ini, Allah SWT menyatakan bahwasanya Dia sendiri yang menetapkan tempat-tempat orbit matahari dan bulan. Penetapan ini bertujuan agar manusia dapat mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulan jika kedua ayat tersebut menyiratkan bahwa adanya tanda-tanda kebesaran Allah dalam penciptaan alam semesta, termasuk matahari dan bulan yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang memiliki pengetahuan dan akal budi. Ayat tersebut juga menegaskan kebesaran Allah SWT dalam menciptakan alam semesta dengan penuh ketetapan dan kebijaksanaan, serta mengarahkan perhatian manusia untuk memahami waktu dan perhitungan dalam kehidupan mereka.

Gerhana merupakan salah satu fenomena alam yang dapat diprediksi kapan akan terjadi. Dalam bahasa arab, gerhana dikenal dengan istilah kusuf dan khusuf. Istilah kusuf ditunjukkan pada gerhana matahari sedangkan khusuf untuk gerhana bulan. Gerhana matahari atau kusuf merupakan peristiwa dimana sinar matahari tertutup sebagian atau seluruhnya  oleh bulan sehingga matahari menjadi tidak terlihat sama sekali dari bumi pada saat gerhana matahari total dan sebagian tidak terlihat pada saat gerhana matahari sebagian. Sedangkan gerhana bulan atau khusuf adalah fenomena dimana sebagian atau seluruh permukaan bulan tertutup bayangan bumi pada saat fase bulan purnama. Gerhana merupakan   fenomena alam yang kompleks dan menakjubkan. Adanya fenomena ini menunjukkan sekaligus mengingatkan manusia akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT sebagai Sang Pencipta yang mengatur dan mengendalikan alam semesta.

Dalam Surah Fushshilat Ayat 37, Allah SWT berfirman:

 

"Dan Sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Swt yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya."

Dari semua pemaparan ayat-ayat diatas, Al-Qur'an kemudian mengingatkan kepada kita sebagai manusia betapa Allah SWT itu sangat berkuasa sehingga malam, siang, matahari dan bulan dengan caranya sendiri-sendiri untuk bersujud kepada-Nya. Kita dapat mempergunakan nalar kita dengan baik untuk melihat dan mempelajari alam semesta ini sebagai tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT sebagai Sang Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun