Mohon tunggu...
Syawqi Dzihni Khayri
Syawqi Dzihni Khayri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor

Syawqi Khayri, seorang pemuda berkelahiran Jakarta, 3 Juli 2003 merupakan seorang perantau jauh, bagaimana bisa demikian? Sejak 2006, dia dituntut untuk meninggalkan kampung kelahiran dan terbang ke Batam mengikuti kedua orangtuanya. Lanjut 2015, dia bertekad keras untuk memasuki dunia pesantren di Ponorogo. Saat di Pesantren, dia diamanati untuk menjadi Bagian Penerangan dimana bertugas untuk memfasilitasi sound system demi kesuksesannya acara. Tidak hanya itu Dia juga sering diamanati untuk menjadi seorang Master Of Ceromony di berbagai acara di pondok. Di sela Pendidikan yang di alami saat di pesantren, dia diterbangkan ke Kendari padai 2020 demi mengharumkan nama pondok di Indonesia Timur. Finally, dia balik kembali ke Jakarta sebagai Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mempunyai minat yang sangat besar dalam bidang Voice Over, MC dan public speaking. Memiliki cita-cita ambisius untuk menjadi seorang reporter ternama yang tidak hanya menyampaikan berita, tapi harus mengandung kebeneran dan dapat diterima masyarakat. Hobi yang sangat disukainya adalah menonton berbagai film, mulai dari thriller, mystery, sci-fi dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, dia suka sekali membaca novel terutama karangan Rick Riordan dan juga Tere Liye. Ambisinya yang sangat besar adalah dapat menjelajahi dunia layaknya Bang Fuadi secara gratis. Slogan yang sangat dieratnya adalah ”Like sugar In the Coffee” layaknya gula yang tidak akan disanjung apabila kopi itu enak dan pasti dihujat bila kopi itu pahit. DIPUJI tak ANGKUH DICERCA tak RUNTUH, karena PUJIAN dan CERCAAN hanya bermakna dalam apabila Allah yang memberikannya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Batam Bandar Madani

29 September 2022   19:10 Diperbarui: 29 September 2022   19:50 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Batam, pulau kecil di sebelah negara tetangga Singapore yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau. Kepulauan Riau sendiri merupakan pemekaran dari Provinsi Riau pada tahun 24 September 2002. Tepat pada tahun 2006, diri ini mendarat di Tanah Melayu ini. Tanahnya yang gersang memerah, dikanan-kiri bukit yang gundul, jalan pun masih belum beraspal. Itulah merupakan pandangan pertamaku untuk kota ini. Kota?. Betul sekali pulau ini merupakan kota kepulauan di selatan dari negeri tetangga Singapore. Dulu, Batam merupakan kota yang belum berkembang bahkan Mall pun dapat dihitung jari disini. Tidak memungkirkan betapa kagetnya orangtuaku ketika memulai mengais rezeki di Kota ini.

 Dan ternyata diri ini salah, setelah menjalani hidup yang hampir 8 tahun, pandanganku terhadap Batam hanyalah sebelah mata belaka. Batam merupakan kota industri yang sangat maju dapat dilihat dari industry minyak buminya yang selalu mendapat ekspor dari negeri tetangga seperti filipina bahkan sampai ke Negeri Kangguru Australia. Tidak hanya industrinya yang sangat maju bahkan parawisatanya pun sangat indah. Berbagai pantai menghiasi Tanah melayu ini, mulai dari nongsa, barelang dan masih banyak lagi bahkan negeri tetangga menghampiri kota ini. Batam pun terkenal dengan teknologinya yang katanya sangat murah, tapi jujur selama hidup ini tidak pernah mengetahui bahkan minat untuk membeli teknologi di Batam.

Tentunya selain kelebihan pastinya juga mempunyai kekurangan, banyaknya kekurangan dari tanah melayu ini. Dimulai dari pendapatan hidup yang dibilang cukup tinggi. Akses ke Mall yang masih dapat dihitung tangan. Jalanan yang masih banyak yang belum beraspal. Bahkan, pembegalan yang marak terjadi di tempat gelap. Tentu pemerintah berusaha untuk megoptimalkan kota ini agar terciptanya KEPRI yang Sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun