Mohon tunggu...
Syawla Malikaaz
Syawla Malikaaz Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif hidayatullah

suka denger lagu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Buruk?

15 Oktober 2022   13:54 Diperbarui: 15 Oktober 2022   13:58 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Tetesan air hujan pagi ini seakan mewakili suasana hatiku yang sedang tidak baik baik saja,lantunan ayat suci alquran terdengar jelas di telingaku,tangisan orang orang terdekatku pun sangat jelas terdengar dari telingaku, pikiranku mengajak untuk bunuh diri seakan tidak ada lagi yang menarik di dunia ini.Pagi itu adalah pagi yang kelam menurutku pusat kasih sayang dirumahku kini sudah pergi untuk selamanya.

 Banyak tetangga,kerabat,bahkan saudara mengunjungi rumahku untuk bertakziah dan memberikan support untuk ku dan adik adikku,ayahku sibuk mengurus surat tanah makam untuk pemakaman ibuku pada siang hari ini,sangat tidak menyangka dan tidak ada dipikiranku sebelumnya kalau ibu akan pergi meninggalkan kita secepat ini.

Tak henti hentinya adik bungsuku menangis karna melihat jenazah akan segera disholatkan, ingin sekali aku ikut menangis tapi mengingat aku adalah seorang kaka dan bahuku harus sekuat baja aku berusaha untuk menahan tangisanku agar terlihat kuat oleh adik adiku

 Tak lama kemudian terdengar suara adzan dari masjid terdekat rumahku hatiku menjadi jauh lebih tenang,aku merasakan ada yang menepuk punggungku perlahan aku membuka mata dan ternyata ini semua adalah mimpi burukku pagi ini,segera aku memeluk ibu sekuat kuatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun