Mohon tunggu...
Syawalludin Yusuf
Syawalludin Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Mendengar Musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kontroversi Iklan Rokok

3 Juli 2023   17:46 Diperbarui: 3 Juli 2023   18:08 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kabarkampus.com/2016/10/politik-di-balik-peringatan-merokok-membunuhmu/

Etika periklanan: Menggambarkan Kontroversi Iklan Rokok

Dampak periklanan pada kehidupan modern tidak dapat diabaikan. Periklanan adalah salah satu alat paling ampuh untuk mempengaruhi opini, perilaku, dan keputusan konsumen. Di antara berbagai produk yang diiklankan, rokok termasuk yang paling kontroversial. Iklan rokok mendapat perhatian, sementara pada saat yang sama kesadaran akan risiko kesehatan akibat merokok meningkat. Dalam pernyataan ini saya membahas tentang etika  iklan rokok. Pertama, penting untuk diperhatikan bahwa iklan rokok telah mengalami perubahan yang signifikan selama beberapa dekade terakhir. Di masa lalu, iklan rokok sangat terlihat di media  dan seringkali mewakili gaya hidup yang menarik dan glamor. Namun, banyak negara memiliki peraturan dan larangan  iklan tembakau yang membatasi bentuk, konten, dan distribusi iklan tembakau. Tujuan peraturan ini adalah untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya rokok dan mengurangi jumlah perokok.

Namun, meskipun peraturannya ketat, masih ada beberapa masalah etika dalam iklan rokok. Salah satu pertanyaan terpenting adalah target pasar. Mengkhawatirkan, iklan rokok terus menyasar kelompok rentan seperti kaum muda dan kaum miskin. Iklan yang ditujukan kepada kelompok ini dapat meningkatkan persepsi mereka terhadap rokok sebagai simbol kesuksesan atau kesejukan dan meningkatkan risiko mereka untuk mulai merokok. Ini dapat dianggap tidak etis karena merokok memiliki efek negatif yang serius terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Selain itu, terdapat masalah etika terkait dengan informasi yang disampaikan dalam iklan rokok. Beberapa iklan terkadang berisi klaim yang menyesatkan atau tidak  akurat tentang produk rokok. Misalnya, mereka mungkin lebih menekankan fitur atau manfaat positif daripada risiko kesehatan yang sebenarnya. Hal ini dapat dianggap sebagai pelanggaran etika karena mempengaruhi pemahaman konsumen terhadap produk dan mengurangi kesadaran mereka akan akibat dari merokok.

https://www.istockphoto.com/id/vektor/dilarang-merokok-di-area-ini-gm540500324-96502887
https://www.istockphoto.com/id/vektor/dilarang-merokok-di-area-ini-gm540500324-96502887

Iklan rokok juga sering  menggunakan teknik pemasaran yang sangat emosional atau menarik perhatian yang bertujuan menciptakan asosiasi positif dengan merek tertentu. Iklan rokok biasanya menggunakan selebritas, musik, atau gambar yang menarik untuk menarik perhatian konsumen. Meskipun legal dalam praktik periklanan, banyak yang berpendapat bahwa penggunaan teknik ini dalam konteks merokok tidak etis karena dapat memengaruhi perasaan dan persepsi konsumen sambil mengabaikan bahaya yang terkait dengan produk. Penting juga untuk mempertimbangkan dampak sosial dari iklan rokok. Iklan rokok memperkuat citra  positif rokok di masyarakat dengan mengabaikan fakta tentang efek negatifnya. Hal ini dapat mengarah pada pembentukan norma sosial yang salah seputar merokok,  mengabaikan pengetahuan yang lebih luas tentang dampak kesehatan dan  lingkungan dari merokok. Dalam hal ini, iklan rokok dapat dianggap tidak bertanggung jawab secara sosial. Iklan rokok telah dilarang di banyak negara dalam beberapa tahun terakhir. Larangan ini menanggapi meningkatnya kesadaran akan bahaya merokok bagi kesehatan masyarakat. Meskipun peraturan ini dirancang untuk melindungi masyarakat, iklan rokok tetap menjadi isu kontroversial dan sulit untuk membuat pernyataan tegas tentang etikanya.

Selain itu, penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pembahasan tentang etika  iklan rokok. Ini berlaku untuk pengiklan, biro iklan, pemerintah, masyarakat sipil, dan kelompok kesehatan. Kerja sama yang lebih besar antara semua pihak ini dapat membantu menyepakati praktik periklanan yang lebih etis dan bertanggung jawab. Penting juga untuk mempertimbangkan pengaruh media sosial terhadap iklan rokok. Berkat kemajuan teknologi dan maraknya penggunaan platform media sosial, iklan rokok dapat dengan mudah menjangkau khalayak yang lebih luas. Oleh karena itu, peraturan dan pedoman iklan rokok juga harus mempertimbangkan media sosial dan mengatur praktik periklanan di sana. Selain itu, penting untuk melibatkan perusahaan media sosial  untuk mempromosikan iklan yang bertanggung jawab dan membatasi distribusi iklan tembakau untuk kelompok yang tidak pantas.

https://id.postermywall.com/index.php/poster/view/83eca25e5765d2dc82824cf6b13ca03f
https://id.postermywall.com/index.php/poster/view/83eca25e5765d2dc82824cf6b13ca03f

Selain mengatur dan melarang iklan rokok, penting juga untuk mengembangkan kampanye iklan yang ditujukan untuk memperingatkan masyarakat tentang bahaya merokok. Kampanye anti merokok yang efektif dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan tentang risiko kesehatan yang terkait dengan merokok dan dampak negatifnya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat. Dengan cara ini, iklan dapat digunakan  untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya merokok, mengurangi minat konsumen terhadap produk, dan mendorong  perilaku yang lebih sehat.  Di sisi lain, perlu diperhatikan juga  bahwa iklan tembakau memiliki lebih dari sekedar efek negatif. Ada perusahaan tembakau yang menerapkan inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan berpartisipasi dalam proyek kesehatan masyarakat. Namun, tujuan periklanan perusahaan-perusahaan tersebut masih kontroversial, karena dapat dilihat sebagai strategi branding dan upaya untuk mengimbangi citra negatif dari produk rokok itu sendiri. Ringkasnya, etika  iklan rokok merupakan isu yang kompleks dan kontroversial. Meskipun peraturan dan pembatasan telah diberlakukan untuk membatasi iklan tembakau, masih ada beberapa masalah yang perlu ditangani. Saat berhadapan dengan topik, penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan dan menggunakan media sosial sebagai platform periklanan yang penting. Selain itu, perlu dikembangkan kampanye iklan yang dirancang untuk memperingatkan masyarakat tentang bahaya merokok. Dengan pendekatan yang komprehensif dan tindakan kolektif, kita dapat bergerak menuju praktik periklanan yang lebih etis dan bertanggung jawab dalam periklanan tembakau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun