Mohon tunggu...
Syawalludin Yusuf
Syawalludin Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Mendengar Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Octopus Hadir untuk Memudahkan Daur Ulang Sampah Melalui Aplikasi!

19 Juli 2022   07:48 Diperbarui: 19 Juli 2022   08:06 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah konsumsi pada saat ini lebih meningkat, misalnya akibat naiknya minat belanja online. Octopus hadir memberi solusi untuk itu. Octopus sendiri adalah salah satu brand yang baru baru ini dilirik oleh masyarakat Indonesia karena kampanya mereka yang memudahkan masyarakat dalam mendaur ulang sampah, mereka membuat kampanya ini agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mengantar sampah mereka ke bank sampah dan Octopus juga menawarkan peluang kerja.

Aplikasi ini memiliki visi dan misi untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian pemulung. Penggunaan kata pelestari menggantikan kata pemulung dengan mengedepankan aspek kontribusi positif dari profesi tersebut dalam mereduksi sampah juga membawa level profesi ini ke arah professional dan menjanjukan setara dengan profesi lain.

Aplikasi Octopus bertujuan menghidupkan unit bisnis sampah dengan mengedepankan pemberian insentif kepada pelestari berdasarkan jumlah dan jenis sampah yang akan dikumpulkan. Insentif ini memiliki nominal rupiah yang lebih besar jika dibandingan dengan pengumpulan sampah secara manual tanpa menggunakan aplikasi. Aplikasi ini berperan sebagai penghubung antara pengguna sampah atau masyarakat luas, kurir atau pelestari, serta unit bisnis sampah. Aplikasi Octopus memiliki tampilan user friendly yang hampur mirip dengan aplikasi Gojek yang memanfaatkan pengaturan GPS dalam berinteraksi dengan user.

Aplikasi layanan daur ulang sampah ini baru saja di rilis pada 30 Juni 2022 lalu di M Bloc Space Jakarta Selatan. Pada acara tersebut, turut di hadiri oleh Menteri Komperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenkopUKM) Teten Masduki. Beliau berharap agar inovasi tersebut bisa mengakselerasi usaha berbasis persampahan atau bank sampah. dan juga dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat agar lebih peduli kepada lingkungan.

Harapannya masyarakat maupun industri tidak perlu lagi sibuk mencari bank sampah atau penadah berbagai sampah yang bisa didaur ulang. Caranya hanya cukup menggunakan aplikasi sampah akan dijemput dan diantarkan ke para pelestari ataupun langsung menuju bank sampah. Melalui program ini, berharap dapat terus berkembang ke berbagai wilayah, sehingga ekosistem daur ulang semakin berkembang di Indonesia. Hal ini juga dapat mendorong masyarakat Jakarta untuk terus memberikan langkah nyata dalam menyelamatkan lingkungan, dengan mudah dan tanpa biaya

Sejak didirikan pada 2019, Octopus dihadirkan untuk membantu para produsen melacak, memilah dan mengumpulkan sampah. Octopus juga hadir untuk mendorong masyarakat agar membuang sampah atau barang bekas pakai dengan tepat. Pada gilirannya, kualitas sampah yang diterima Octopus terjaga dengan baik supaya mudah didaur ulang. Untuk diketahui, hingga kini Octopus sudah menjangkau hampir 200.000 pengguna di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Bali dan Makassar. Octopus juga telah bekerja sama dengan lebih dari 1.700 Bank Sampah dan 14.600 pemulung yang dilatih dan terverifikasi menjadi Pelestari.

Kolaborasi Antara Xiaomi Dengan Octopus Untuk Memudahkan Masyarakat Melakukan Daur Ulang Sampah

Xiaomi dan Octopus bekerja sama untuk daur ulang sampah elektronik. Dok. Xiaomi
Xiaomi dan Octopus bekerja sama untuk daur ulang sampah elektronik. Dok. Xiaomi

Sampah elektronik bisa menjadi penyebab pencemaran lingkungan. Hal ini diakibatkan oleh kandungan beracun yang menjadi ancaman tanah, air, hingga udara. Karenanya, perlu pengelolaan agar sampah elektronik tidak membahayakan lingkungan. Salah satu solusinya adalah dengan mendaur ulang sampah elektronik. Setelah melalui proses daur ulang, sampah elektronik akan menjadi sesuatu yang memiliki manfaat lain, atau bahkan lingkungan itu sendiri. Hal itulah yang dilakukan oleh perusahaan elektronik Xiaomi. Perusahaan ini menginisiasi pengelolaan daur ulang sampah elektronik.

Inisiasi tersebut ditandai dengan donasi sampah elektronik secara simbolis oleh Xiaomi Fans dan karyawan Xiaomi Indonesia yang berpartisipasi dalam Octopus Takes Over Jakarta yang digelar di Hutan Kota GBK. Dalam prosesnya, sampah yang akan mengalami proses daur ulang sampah elektronik dikumpulkan melalui drop-off point yang nantinya akan tersedia di Xiaomi Store terpilih di Jakarta. Sampah elektronik tersebut secara berkala akan diambil oleh pelestari Octopus. Kemudian, sampah tersebut akan diserahkan kepada pengusaha pengolah sampah untuk diproses menjadi sumber energi terbarukan. Hal ini bertujuan agar sampah tidak masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Iklan juga memiliki strategi pendekatan yang sangat penting untuk mepengaruhi pola pikir audience dengan mengikuti kebutuhan konsumen dan mengikuti perkembangan zaman agar tidak hilang dalam benak konsumen. Octopus memiliki strategi kreatif yaitu Menginspirasi target audience untuk melakukan hal-hal yang baik. Octopus memudahkan masyarakat luas dalam mendaur ulang sampah, Inovasi yang dilakukan oleh Octopus seperti para pelestari datang untuk menjemput sampah yang kita akan daur ulang, berkerja sama dengan Xiaomi dalam sampah elektronik, ini merupakan inovasi yang sangat bagus dalam masyarakat luas dengan kita mendaur ulang sampah, lingkungan yang kita tempati akan lebih bersih, nyaman dan lebih sehat

Penulis : Syawalludin Yusuf

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi

FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun