Beberapa menit setelah ia mengoleskan ke pelipis mata kanan dan kiri, wajahnya  kembali berseri. Dan ia segera bergabung dengan tim yang saat itu masih menyelesaikan proses pengambilan gambar. Ia berjalan perlahan mendekatiku, mengembalikan yang kuberikan tadi sembari berkata "Terima kasih ya kayu putih aromanya, manfaatnya jos." Kubalas saja dengan senyuman, sambil berkata "besok beli sendiri ya." Kami pun tertawa bersama di tengah keramaian taman kota.
Usai pengambilan gambar di taman kota, kami bergegas menuju kampung pelangi yang letaknya kurang lebih 3 km dari taman kota. Untung saja, keadaan di kampung pelangi tak seburuk di taman kota karena kami tiba disana sore hari sekitar pukul 15.30 WIB.
Akhirnya, pukul 17.00 WIB seluruh proses pengambilan gambar telah usai. Saatnya kami kembali dan masuk ke tahap editing. Setelah editing selesai, maka dilanjutkan dengan pengiriman video melalui sosial media Instagram. Saat itu kami cukup ragu, karena video yang dikirimkan oleh peserta lainnya sebagian besar bagus. Tetapi kami tetap optimis dengan karya dan kreatifitas kami.
Setelah kurang lebih 1 minggu, hasil perlombaan pun diumumkan. Dan hasilnya sangat membuat kami shock. Bagaimana tidak, ternyata kami mendapatkan juara 1 lomba video reportase. Sepertinya tak ada kata lain yang bisa kami ucapkan selain kata-kata syukur kepada Allah SWT atas segala yang diberikan kepada kami. Tak lupa juga kami berterima kasih kepada teman-teman yang mendukung lewat doa maupun semangat, rasanya tanpa bantuan mereka pun kami tidak dapat memperoleh juara ini.
Sejak saat itu, aku dan timku selalu menyiapkan kayu putih aroma saat kami sedang bekerja ekstra. Karena minyak ini mampu mempertahankan kreatifitas kami dari kelelahan saat bekerja keras. Terlebih lagi, kami adalah agen perubahan yang harus selalu berkarya. Patinya bersama Kayu Putih Aroma.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H