Mohon tunggu...
Syauqina Effendy
Syauqina Effendy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pemimpi

Jangan tanya siapa aku karena aku juga belum tahu.

Selanjutnya

Tutup

Book

Ikan Penelusur Langit: Hilang yang Dicari

3 Desember 2024   20:05 Diperbarui: 3 Desember 2024   20:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis bernama ikonik dari Bandar Lampung, berhasil mengejutkan para pembaca dengan bukunya yang unik dan mengagumkan. Karena sebelumnya, buku Ziggy yang berjudul 'Di Tanah Lada' telah terbit sebagai pemenang kedua Sayembara DKJ 2014, maka tidak heran lagi jika buku 'Semua Ikan di Langit' ini menyabet juara pertama dan satu-satunya Sayembara DKJ 2016. 

 Kisah atau buku yang diceritakan dari sudut pandang seorang lelaki atau perempuan terkesan wajar dan umum. Namun, bagaimana jika ada sebuah buku yang diceritakan melalui sudut pandang kendaraan--sebuah bus dalam kota?

Tokoh 'Saya' sebagai bus DAMRI yang melewati trayek Dipatiukur-Leuwipanjang, menghabiskan seluruh waktu untuk mengelilingi tempat yang itu-itu saja. Menurutnya, ia melakukan kegiatan yang kedengarannya membosankan. Saya bisa merasakan, melihat, dan mendengar melalui lantainya. Ia sering curi-curi pandang terhadap para penumpang, bahkan saking memperhatikannya, Saya hafal dan menyaksikan berbagai aksi kejahatan manusia.

Semua keseharian Saya berubah ketika ia diajak oleh para ikan Julung-julung dan bertemu dengan tokoh 'Beliau'. Anak lelaki ajaib bermantel kebesaran yang bisa melayang. Setiap hari, ikan julung-julung kecil keluar dari sela-sela rambutnya. Anak misterius yang tidak pernah berkedip dan membuka mulutnya. Beliau lalu membawa Saya terbang, melaju di trayek baru, trayek yang tidak memiliki jalur: mengelilingi angkasa, melintasi dimensi ruang dan waktu. 

Beliau yang baik hati melakukan banyak hal, sehingga mempertemukan mereka dengan tokoh-tokoh lainnya. Mulai dari penyelamatan Bastet, si Kucing dari Kamar Paling Berantakan di Seluruh Dunia, dan menyelamatkan seekor kecoa dari negeri Rusia bernama Nadezhda/Nad--yang akan menjadi teman seperjalanan mereka. 

Saya belum mengenal Beliau, jadi, ia menuliskan bab-bab cerita khusus tentang nama, panggilan, serta hal yang membuat Beliau bahagia, sedih, atau marah untuk memahaminya. Di bab-bab itu, para pembaca akan melihat berbagai cara unik Beliau dalam mengekspresikan perasaannya. Beliau juga memiliki kebiasaan aneh, ia membuat boneka beruang untuk menemani anak-anak melawan mimpi buruk, menciptakan galaksi dari gula-gula, dan banyak lainnya. Mereka berpetualang bersama ke banyak tempat. Ke Jerman di tahun 1944, luar angkasa, laut, dan masih banyak lainnya.

Memasuki bagian klimaks, para pembaca akan dibuat kesal karena perjalanan menyenangkan itu harus terganggu oleh kemunculan seseorang yang tak diundang, Si Jahannam. Saya dengan sekuat tenaga melindungi Beliau, mengorbankan dirinya. Setelah itu, kebangkitan pun dimulai. Tentang kekuatan Beliau, pengertian Beliau, dan hubungan saling memahami. Buku ini menceritakan cinta sebuah bus kepada tuannya, bagaimana Saya menerima segala keadaan Beliau, melindungi Beliau, dan rasa penasaran Saya akan isi hati tuannya. Saya sadar. Beliau mencintainya terlebih dahulu, dan ia mencintai Beliau karena Beliau mencintainya seperti itu. Ini adalah kisah mengharukan benda yang seharusnya tak berperasaan dan tuannya.

Dalam novel penuh fantasi ini, Ziggy menjelaskan kepada pembaca tentang ketulusan cinta dan pengorbanan, ia mengemas teologi menjadi sebuah dongeng indah. Gaya bahasa yang digunakan benar-benar sukses membawa para pembaca ke ruang imajinasinya yang bebas dan luas sehingga kita tidak perlu lagi memikirkan logika saat mengikuti alur ceritanya. Sudut pandang bus dan tokoh-tokoh yang ada di novel ini penuh keunikan. Seperti Kecoa dari Rusia, Kucing dari Kamar Paling Berantakan di Seluruh Dunia, Si Jahanam yang terlahir dari puntung rokok, dan banyak lainnya.

Selain itu, ilustrasi bergaya khas yang digambarkan oleh Ziggy sukses mengantarkan emosi kepada para pembaca. Sayangnya, diksi yang digunakan Ziggy sangat tinggi, membuat makna dari cerita kurang bisa dipahami oleh pembaca. Maka, pembaca harus benar-benar membaca keseluruhan kisah dengan seksama. 'Semua Ikan di Langit' benar-benar membuat pikiran saya terjun bebas sembari mengikuti alur. Nah, dengan makna mendalam dan penalaran unik ini, saya menjadikan 'Semua Ikan di Langit' sebagai buku favorit pemenang hati saya. Jika kamu menyukai kisah-kisah fantasi ringan yang pantas direnungkan, buku ini akan menjadi salah satu yang berkesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun