Mohon tunggu...
Syauqina Effendy
Syauqina Effendy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pemimpi

Jangan tanya siapa aku karena aku juga belum tahu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fiksi Mini | Matamu Terlalu Sayu

1 Agustus 2024   11:23 Diperbarui: 1 Agustus 2024   11:33 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap kali kamu berbicara, aku mendengarkannya. Entah itu bisikan kecil kekhawatiran akan hal lain atau teriakan senang. Aku pernah memberitahumu beberapa hal semacam sampah tak usah dikhawatirkan, lalu dengan kepala batu kau membalas  "sampah sekalipun berharga". Karena kau mendengar kalimat sampahku, aku menyampaikan sampah-sampah yang setidaknya berguna untuk mengubur ribuan ungkapan khawatirmu itu.

Matamu selalu tertuju pada para pemilik hati. Aku juga ingin kau menatapku, tapi kau bilang aku bukan salah satu dari mereka. Berawal dari itu, kumulailah perjalanan bersama kucing-kucing jalanan, berlomba mengais hati. Kutemukan satu dan kutunjukkan padamu. Kau tetap tak melirik walau sekilas.

Aku melaung agar setidaknya telingamu itu mengenali suara sumbangku. "Siapapun lihatlah aku!" Serentak semua mata tertuju padaku kecuali milikmu. Hingga sampai di sinilah aku. Merenungkan cara agar mata sayumu bisa melirikku. Semakin banyak jiwa yang kautatap, semakin sayu pula matamu itu. Kali ini aku berseru pelan, "Matamu terlalu sayu. Kau tidak akan pernah mau melihatku". (Kau tidak mendengar bisikan rancuku).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun