Laporan dari World Economic Forum berdasarkan hasil survey pada tahun 2020 menghasilkan daftar profesi pekerjaan yang paling dicari pada tahun 2025-2030 yang dirilis dalam 163 halaman publikasi laporan edisi ketiga. Dalam laporan tersebut tercantum rekap terhadap hasil survey dan interview kepada para pemimpin dalam dunia bisnis serta para ahli strategi dalam sumber daya manusia (SDM) yang sudah berpengalaman. Disini narasumber.id akan mencoba merangkumnya untuk Anda.
Pertama, otomatisasi proses yang sebelumnya dikerjakan oleh tenaga kerja manusia berlangsung lebih cepat dari yang diharapkan, hal ini diprediksikan akan menggusur 85 juta pekerjaan dalam lima tahun ke depan. Otomatisasi, seiring dengan resesi COVID-19, menciptakan skenario buah simalakama untuk pekerja. Adopsi teknologi perusahaan akan mengubah tugas, pekerjaan, dan keterampilan pada tahun 2025. Beberapa 43% bisnis yang disurvei menunjukkan bahwa mereka diatur untuk mengurangi tenaga kerja mereka karena integrasi teknologi, 41% berencana untuk memperluas penggunaan kontraktor untuk pekerjaan khusus tugas, dan 34% berencana untuk memperluas tenaga kerja mereka sebagai hasilnya dari integrasi teknologi. Lima tahun dari sekarang, pimpinan perusahaan diprediksikan akan membagi pekerjaan antara manusia dan mesin kira-kira sama.
Kedua, Revolusi robot (automasi pekerjaan) akan menghadirkan 97 juta profesi pekerjaan baru. Dalam ekonomi dan perkembangan pangsa pasar dunia pekerjaan, peran baru akan muncul di bidang teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan dalam pembuatan konten karir (seperti manajemen media sosial dan penulisan konten). Profesi yang muncul mencerminkan permintaan yang lebih besar untuk pekerjaan green economy; peran sebagai ahli ekonomi data dan AI; dan peran baru dalam rekayasa, komputasi awan (cloud computing), serta pengembangan produk (product development). Pekerjaan yang akan datang menitikberatkan pada pentingnya interaksi manusia dalam ekonomi baru melalui peran dalam pelayanan ekonomi; dalam pemasaran, penjualan, dan produksi konten.
Ketiga, Pada tahun 2025, pemikiran analitis, kreativitas,dan fleksibilitas akan menjadi keterampilan yang paling banyak dicari. Pengusaha melihat pemikiran kritis, analisis, dan pemecahan masalah menjadi semakin penting di tahun-tahun mendatang. Termasuk dalam hal ini adalah keterampilan dalam manajemen diri, seperti aktif
belajar, ketahanan, toleransi stres, dan fleksibilitas. Data tersedia melalui kemitraan metrik dengan LinkedIn dan Coursera memungkinkan perusahaan untuk melacak sumber daya manusia dengan cara baru yang mungkin tidak kita perkirakan sebelumnya.
Keempat, Bisnis yang paling kompetitif akan fokus pada peningkatan keterampilan pekerja mereka. Untuk pekerja yang bersikeras merasa akan tetap berada di peran mereka selama lima tahun ke depan, hampir setengahnya akan membutuhkan pelatihan ulang untuk keterampilan inti mereka. Survei juga menemukan bahwa sektor publik perlu menyediakan dukungan yang lebih kuat untuk melatih kembali dan meningkatkan keterampilan pekerja yang berisiko atau terlantar. Saat ini, hanya 21% laporan bisnis mampu membuat penggunaan dana publik untuk mendukung karyawan mereka melalui inisiatif pelatihan ulang. Sektor publik harus memberikan insentif untuk investasi di pasar dan pekerjaan masa depan, menawarkan jaminan sosial  yang lebih kuat untuk pekerja yang dimungkinkan akan terlantar selama transisi pekerjaan, dan mengatasi perbaikan pendidikan yang telah lama tertunda dengan sistem pelatihan seperti yang disediakan oleh PT. Narasumber Teknologi Indonesia.
Kelima, Pekerjaan jarak jauh (remote) akan tetap ada. Terdapat 84% pengusaha yang sedang melakukan revolusi besar-besaran untuk mendigitalkan proses kerja mereka. Para pemimpin bisnis besar mengatakan ada potensi untuk memindahkan 44% tenaga kerja mereka untuk beroperasi dari jarak jauh. Namun, 78% pemimpin bisnis merasakan kendala atau dampak negatif pada produktivitas pekerja dengan pekerjaan jarak jauh ini sehingga banyak perusahaan yang mengambil langkah-langkah untuk membantu karyawan mereka beradaptasi.
Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Rumah Sakit dr Soepraoen Malang saat ini telah memiliki Program Studi atau Jurusan Sarjana Teknik Informatika atau Ilmu Komputer yang akan mempersiapkan generasi muda agar memiliki lifeskill atau kemampuan untuk menghadapi revolusi Industri ini terutama di bidan Teknologi Informasi. Selain mahasiswa akan memperoleh pendidikan di bidan IT, mahasiswa akan dikenalkan dalam bidang kesehatan yang semakin tahun memerlukan IT dalam perkembangannya. Dengan ini diharapkan, lulusan dari S1 Informatika ITSK RS dr Soepraoen akan siap menghadapi perubahan dunia kerja dan memiliki prospek pekerjaan atau profesi yang baik di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H