Mohon tunggu...
Syauqi Faiz Rahman Harfy
Syauqi Faiz Rahman Harfy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa yang berkegiatan sebagai anggota organisasi radio kampus, saya suka mengedit, berbicara dan suka berinteraksi dengan khalayak ramai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Adab dalam Beretorika

29 Juni 2024   00:31 Diperbarui: 29 Juni 2024   00:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi syauqi Faiz

Oleh: Syamsul Yakin & Syauqi Faiz

Dosen Retorika Dakwah & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara garis besar, retorika dan dakwah harus dibarengi dengan adab. Segala sesuatu yang baik digunakan dan segala sesuatu yang buruk dibuang. Dalam hal ini, baik dan buruk berlaku sama bagi komunikator (pembicara dan pengkhotbah) dan pembicara (pendengar dan pendengar).

Secara umum, etika dalam Islam merupakan kaidah tata krama yang bersumber dari Al-Quran dan digunakan untuk menjalin hubungan percakapan. Adab adalah ilmu tertinggi di alam semesta.

Keramahan, kesopanan dan kebijaksanaan moral merupakan prioritas dalam komunikasi Islam (dakwah). Oleh karena itu, komunikasi Islam lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya adab dalam konteks ajakan.

Kesopanan (adab) dan moralitas dalam Islam berbeda. Moralitas adalah hukum hati yang tidak terbatas, dan kesopanan (adab) adalah hukum kemauan. Dalam konteks ajakan, penggunaan adab lebih tepat karena bersifat mengikat, sedangkan perilaku merupakan tindakan yang diarahkan pada diri sendiri.

Namun tingkah laku atau akibat yang tidak datang dari pembicara atau pengkhotbah hanya tampak ketika mereka sedang berbicara. Hal ini tidak timbul karena hukum agama atau budaya; Tapi karakter bisa dipelajari, dipraktekkan dan dinormalisasi.

Secara aksiologis, para pembicara dan pengkhotbah mendapat manfaat dari kesopanan (adab) yang membantu mereka berpikir dan bertindak secara efektif pada waktu dan tempat tertentu. Inilah yang disebut dengan 'ethos' dalam bertutur dan mempengaruhi cara penutur berbicara.

Berdasarkan penjelasan di atas, kata kebaikan dapat dipahami sebagai berikut: Pertama, asas sopan santun, keramahan, dan budi pekertilah yang mengajak manusia kepada kebaikan. Dalam kasus ini, pembicara atau pengkhotbah diberikan rankaian aturan.

Kedua, retorika dakwah menekankan mejaga diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk. Inilah aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh para pengkhotbah atau pembicara ketika berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun