Poser di dalam skena musik adalah sebutan bagi mereka yang hanya mengikuti suatu genre yang sedang tren tanpa mengetahui atau memperdalam dan berlagak menyukai genre tersebut agar terlihat keren.
Poser juga biasanya mengenakan kaos suatu grup musik atau musisi yang mereka sendiri tidak tahu dan hanya ikut ikutan saja sehingga memunculkan banyak perdebatan di media sosial mengenai apakah kita harus mengetahui lagu lagu dari kaos band yang kita kenakan, banyak yang beranggapan bahwa jika mempunyai kaos dari suatu grup musik atau musisi sudah seharusnya mengetahui lagu dari grup musik atau musisi tersebut.Â
Tetapi, tidak sedikit pula yang beranggapan tidak apa apa jika tidak mengetahui lagu dari kaos grup musik atau musisi yang kita beli karena tidak banyak yang membeli kaos suatu grup musik hanya karena desain grafik nya yang menarik. Hal ini memunculkan julukan baru di kalangan masyarakat khususnya penggemar musik yaitu ‘polisi skena’. Julukan ini tertuju untuk orang yang ‘menertibkan’ orang lain yang hanya menjadi poser suatu grup musik tanpa tahu lagu dari grup musik tersebut.
Polisi skena menertibkan orang orang yang mengaku mengikuti aliran musik contohnya hardcore, yang dimana mereka hanya ikut ikutan trend saja. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ketidaksesuaian suatu genre musik dengan reaksi mereka, contohnya lagu dari Hindia salah satu musisi bergenre indie di mana pada saat melakukan konser malah ada lingkaran moshpit yang di mana ini tidak sesuai dengan lagu lagu dari Hindia.
Kita ambil contoh lagi di dalam aliran musik hardcore. Banyak yang menjadikan sebutan untuk kelompok yang hanya mengikuti trend hardcore adalah hardcore tiktok dikarenakan mereka hanya mengikuti dan ikut ikutan trend yang ada di tiktok saja dan terbilang musiman, ini tidak menjadikan masalah jika mereka ingin mengikuti suatu genre musik tetapi yang jadi masalah adalah ketika mereka berlagak sok mengerti dan hanya ikut ikutan saja.
Banyak orang yang risih dengan keberadaan poser ini karena mereka percaya bahwa poser ini akan merusak taste dari suatu grup musik atau musisi. Mereka juga tidak suka dengan poser karena mereka hanya ingin membikin konten untuk sosial media mereka saja bukan untuk menikmati musiknya.Â
Tetapi, tidak sedikit pula yang menentang keberadaan polisi skena bukan hanya poser saja karena mereka menganggap polisi skena terlalu kaku dan tidak membiarkan orang orang masuk dan menikmati suatu musisi atau grup musik karena mereka tidak ingin suatu grup musik atau musisi tersebut terkenal. Ini tentunya salah juga bagaimanapun suatu grup musik atau musisi pada akhirnya mereka ingin karya mereka dinikmati dan dikenal oleh banyak orang. Pada akhirnya menikmati suatu karya dari musisi ataupun grup musik harus sesuai dengan grup musik atau musisi tersebut. Karena menikmati suatu karya musik memiliki cara yang berbeda-beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H