Dalam dunia perpolitikan Muhammad Iqbal juga kerap aktif. Pada tahun 1908, ia masuk kedalam Komite Inggris Liga Muslim se-India, menjadi anggota Majelis Legislatif Punjab dan menjadi salah sstu pemikir politik, serta sempat memberikan pidato kepresidenan Liga Muslim India pada tahun1930. Ia juga memiliki beberapa pemikiran dalam politik. Ia mengatakan bahwasanya tujuan Al-Qur'an adalah untuk membagkitkan kesadaran manusia yang lebih tinggi tentang hubungannya dengan tuhan daln alam semesta manusia di tuntut untuk mampu menerjemahkan dan menjabarkan semangat Nash Al-Qur'an yang masih bersifat garis besar kedalam realitas kehidupan. Al-Qur'an dapat menyatukan agama dan negara, etika dan politik dalam satu wahyu saja.
Negara Modern Islam yang Dicita-Citakan
Iqbal dalam karyanya "Political Thought in
Islam", mengungkapkan bahwa "Cita-cita politik
Islam adalah terbentuknya suatu bangsa yang
lahir dari peleburan dari semua ras".27 Terpadunya
ikatan batin masyarakat ini timbul tidak dari
kesatuan etnis atau geografis, tapi dari kesatuan
cita-cita politik dan agamanya. Keanggotaan
atau kewarganegaraannya didasarkan atas
suatu "pernyataan kesatuan pendapat", yang
berakhir bila kondisi ini tidak berlaku lagi.
Secara kewilayahan, pemerintahan Islam adalah
transnasional, yang meliputi seluruh dunia.
Walaupun upaya orang Arab untuk menegakkan
suatu tatanan Pan Islam yang demikian gagal
melalui penaklukan pembentukannya, akan
tetapi merupakan cita-cita yang akan dapat
dilaksanakan.
Iqbal hidup selama periode antara dua zaman, masyarakat feodal lama dan kapitalisme modern. Berkat lingkungan tempat kelahiran, pendidikan dan perjalanannya ke Eropa, dapatlah ia menilai kelebihan dan kekurangan kedua sistem tersebut. Iqbal melihat dan menanggapi sikap diam masyarakat muslim dan krisis internasional yang dihadapi Islam.Â
Ia dapat mengagumi Barat dari semangat dinamisnya yaitu tradisi intelektual dan kemajuan-kemajuan teknologi, sehingga ia pun mengecam kolonialisme Eropa dan kebangkrutan moral sekularisme dan eksploitasi ekonomi oleh kapitalisme. Karena itu ia menganjurkan kembali kepada Islam, dalam rangka membangun suatu alternatif Islam untuk masyarakat muslim modern. Seperti pembaharuan muslim lainnya, Iqbal menghubungkan melemahnya Islam dengan komunitas muslim yang menyimpang dari prinsip- prinsip Islam. Sumbangan Iqbal yang besar adalah mengobarkan kembali kesadaran dan semangat dinamisme Islam yang mengarah pada perubahan pola berpikir menuju pola berpikir dinamis dengan mengikuti perkembangan zaman. Kepada masyarakat hal ini menjadi cita-cita Islam yang dapat membawa kehidupan baru kepada pemerintah Islam, dan mendorong pikiran dan 32 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Bandung: Mizan, 1993), h. 30.
 Semangat mereka untuk merealisasi cita-cita tersebut. Nasihatnya agar tiap muslim memperhatikan dirinya, memperkuat serta membangun diri kembali sehingga bangsa muslim dapat saling berhubungan seperti liga bangsa-bangsa. Hal itu akan terwujud melalui pemahaman Islam yang penuh dengan cita-cita persamaan, persaudaraan, setiakawan dan hukum syariat, sehingga bangsa muslim dapat menghindarkan diri dari jebakan nasionalisme yang memecah. Iqbal telah me- negaskan prinsip-prinsip politik Islam tapi menyerahkan pelaksanaan praktisnya kepada para politisi, sosiolog, ekonomi dan sebagainya. Dengan mengungkapkan wawasannya dalam bentuk prosa dan puisi, ia telah mengobarkan hati dan pikiran jutaan orang agar mengikuti dan melaksanakan cita-cita tersebut. Prestasi luar biasa yang pantas diberikan kepada Iqbal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H