Mohon tunggu...
Syauqi Muhammad Sya'roni
Syauqi Muhammad Sya'roni Mohon Tunggu... -

Manonjaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tabayyun Jokowi-JK

28 Juni 2014   01:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:32 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KAMPANYE HITAM, JOKOWI dituduh bahwa ia bukan seorang Non Muslim, Kemudian ia juga dituduh sebagai boneka investor asing, dan Blusukan untuk Pencitraan. Apakah semua itu benar?.... " SEMUA ITU TIDAK BENAR".


BENARKAH TUDUHAN JOKOWI NIN MUSLIM?


Sampai saat ini banyak kalangan yang mempertanyakan soal agama Ir. H. Joko Widodo atau yang akrab dipaggil Jokowi, apakah dia beragama Islam atau tidak.

Isu SARA (suku, asal-usul, ras dan agama) ini bahkan telah dijadikan alat politik kelompok tertentu untuk menjatuhkan Joko Widodo dan menyebar Fitnah yang sangat keji. Bahkan ada yang dengan sangat keterlaluan menyatakan bahwa Joko Widodo akan mengkafirkan Indonesia.


Namun, betulkah semua itu? Semua itu TIDAK BENAR. Joko Widodo berasal dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). Ajaran dan amaliyah yang dikerjakan sehari-hari adalah amaliyah tradisi ahlussunnah wal jamaa'ah.


Sebagai umat Islam mungkin ingin bukti yang nyata dan bisa menyakinkan mereka akan keislaman Jokowi, yang akan memimpin bangsa benar bernama Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia adalah mayoritas Islam. Ini adalah beberapa bukti sederhana,

PADA TAHUN 2003, Jokowi telah menunaikan ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam kelima. Berselang satu tahun kemudian, yakni tahun 2004, Jokowi pun melakukan ibadah umroh. Dan terakhir tahun 2014, yakni di bulan Juli, tepatnya pada bulan suci Ramadhan ia pun kembali menunaikan ibadah umroh. Sebagai seorang muslim yang ta'at yang bertradisikan ahlussunah wal jama'ah Jokowi memegang teguh ajaran agama bahwa ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan bagi siapapun yang mampu, dan tidak da pahala yang pantas bagi haji yang mabrur kecuali surga untuknya.
BENARKAH JOKOWI DIDIKTE DAN MENJADI INVESTOR ASING?
Ketegasan Jokowi terhadap investor yang akan mendikte kebijakannya bukti nyata bahwa Jokowi tidak bisa didikte investor. Ia bukan tipe pemimpin yang lemah. Tetapi sosok pemimpin yang tegas dan pemberani, sekaligus mampu mewujudkan kemandirian demi tegaknya kedaulatan bangsa.

Banyak yang meragukan kemandiriannsosok Jokowi sebagai calon presiden. Muncul berbagai pertanyaan yang bernada keraguan, bahkan gugatan, diantaranya; apakah Jokowi selama ini tidak didikte kalangan pengusaha dan konglomerat? Benarkan selama ini Jokowi dibekingi para investor sehingga merugikan kepentingan rakyat dalam langkah politik yang diambilnya? Apakah Jokowi menjadi boneka kekuatan asing/


Isu-isu semacam itu telah berhembus luas dan kencang di masyarakat yang secara sistematis memang digunakan untuk menjatuhkan Jokowi. Perlu ditegaskan bahwa Jokowi tidak pernah didikte investor manapun. Kemandirian, Ketegasan, Keteguhan memegang prinsip serta kedaulatan dari intervensi manapun adalah harga mati bagi Jokowi. Jokowi bahkan akan berdiri di garis terdepan untuk menentang setiap campur tangan investor, pengusaha atau pihak asing. Lihat ini adalah Satu dari beberapa bukti.


ADA SEBUAH CERITA Ketika Jokowi menjabat Walikota Solo. Ketika itu PT Dinamika Karsa Cemerlang (DKC) menyatakan minatnya mengelola kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Dengan modal Rp. 169,5 Miliar, DKC optimis akan mampu mengelola Jurug menjadi kebun binatang yang akan ramai dikunjungi masyarakat dan wisatawan. Namun, belakangan, pihak DKC sebagai investor meminta Pemkot Solo untuk melindungi usahanya dengan jaminan bahwa tidak ada pelaku usaha bidang rekreasi lain di Solo, kecuali DKC. Investor ini ingin memonopoli usaha dibidang rekreasi. Melihat gelagat tidak sehat ini akhirnya Jokowi menolak mentah-mentah permintaan investor ini, sembari menyakinkan bahwa persaingan usaha di era reformasi saat ini wajar.

Menurut Jokowi, persaingan yang positif justru akan melecut inovasi-inovasi baru di bidang bisnis.
ini adalah bukti ketegasan Jokowi untuk tidak mau didikte investor. Tetapi penolakan tidak berhenti pada penolakan semata, tetapi mencoba mencarikan jalan keluar agar investasi tetap berjalan. Prinsipnya, pemerintah harus mampu bersikap tegas dan tidak bisa seenaknya didikte oleh kekuatan modal yang dinilai merugikan masyarakat banyak.
BENARKAH JOKOWI BLUSUKAN UNTUK PENCITRAAN?
Lewat blusukan yang Jokowi lakukan itu, munculah sebuah konsep kepemimpinan, yakni kepemimpinan untuk mengembalikan harkat dan martabat manusia. Jokowi menyadari dengan sepenuh jiwa bahwa pembangunan juga harus memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, agar pembangunan yang dilakukan tidak justru meminggirkan masyarakat dari proses pembangunan itu sendiri.

Sosok Jokowi telah identik dengan blusukan. Bahkan istilah blusukan ini seaka telah menjadi sesuatu yang melekat dengan dirinya. Blusukan seakan telah menjadi hak paten Jokowi. Tetapi banyak juga yang mengatakan bahwa blusukan yang sering dilakukan Jokowi selama ini adalah bagian dari pencitraan yang ia lakukan.
Benarkah ketika Jokowi banyak turun kejalan dan blusukan ke kampung-kampung di Obukota Jakarta ia sedang melakukan pencitraan? Atau sesungguhnya ia memang tengah melaksanakan tugas dan amanah yang saat ini sedang ia pikul?
Kegiatan blusukan yang dilakukan Jokowi adalah bagian untuk lebih mendekatkan diri kepada rakyat. Mendengar keluhan masyarakat, berempati kepada mereka, melihat realitas sesungguhnya yang terjadi di masyarakat, dan dengan itu semua benar-benar bisa diambil kebijakan yang tepat unutuk mensejahterakan masyarakat.
Lewat blusukan itu, munculah sebuah konsep kepemimpinan, yakni kepemimpinan untuk mengembalikan harkat dan martabat manusia. Jokowi menyadari dengan sepenuh jiwa bahwa pembangunan juga harus memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, agar pembangunan yang dilakukan tidak justru meminggirkan masyarakat dari proses pembangunan itu sendiri.
Kenapa mesti blusukan? seorang negarawan, seorang pemimpin, adalah sosok yang seharusnya selalu dekat dengan rakyatnya, bukan berada di menara gading dengan segala kemewahannya. Rakyat merindukan hadirnya pemimpin yang tidak sibuk dengan dirinya sendiri dan tidak egois. Rakya telah lama merindukan pemimpin yang tidak tersekat-sekat oleh kepentingan, rakyat rindu pemimpin yang mudah diakses, tidak berjarak, dan tidak sakral dengan rakyatnya.
Jokowi memahami betul apa yang diharapkan masyarakat, karena ia dilahirkan dari masyarakat .Ia sadar bahwa kepemimpinan tak akan banyak berarti tanpa dukungan dari masyarakat. Karena itu blusukan menjadi pilihan yang paling tepat untuk mendengar, melihat, merasakan, serta memahami apa yang sesungguhnya dibutuhkan masyarakat.
Problem-problem apa saja yang butuh penanganan secara cepat dan tepat. Pengalaman Jokowi sebagai Walikota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta memberi banyak pelajaran bahwa laporan birokrasi terkait kondisi masyarakat terkadang banyak dimanipulasi dan terdistorsi sehingga tidak mengungkap kenyataan yang sesungguhnya terjadi di masyarakat.
Karena itu blusukan bagi Jokowi menjadi sesuatu yang akan terus ia lakukan. Disini kita bisa lihat bahwa model blusukuan yang ia lakukan adalah wujud kerja keras atas amanah yang tengah ia pikul di bahunya. Ia bukan pencitraan, tapi wujud amanah yang diembanya untuk bisa secara cepat mengetahui apa yang sesungguhnya dibutuhkan masyarakat dan dengan demikian bisa diambil penanganan yang cepat dan tepat.(Tabayyun Jokowi JK)

Singkat Berita dari TABAYYUN JOKOWI JK

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun