Menikmati bola bukan hanya dominasi kaum pria saja, kini bola semakin di nikmati oleh kalangan manapun baik itu perempuan kaumku juga anak-anak hingga remaja, dewasa dan para lansia...Bicara bola kerap tak cukup habis satu hari saja, namun bisa menghabiskan bercangkir-cangkir kopi juga berbatan-batang rokok bagi mereka penggilanya serta berbungkus-bungkus kacang kulit juga keripik. Saat menikmati bola sudah bukan ranah ku lagi jika harus menuliskan tehniknya, karena aku tidak pandai dan kompeten di bidang satu itu, wawasanku tentang bola cukup dengan nama klub, pemain juga pelatih dan berapa skor yang di peroleh sebuah klub, jika bicara trik atau tehnik aku cukup pusing juga, karena bola buatku sekedar hiburan di saat aku dead lock atau mati dengan semua inspirasi akan tulisanku serta sebagai mediator atau jembatan komunikasi antara teman pria pada umumnya. Sore semakin bergelayut manja menyisakan jejak-jejak pekatnya hiruk pikuk ibu kota, kesempatan memasuki stadion GBK adalah hal yang aku sukai, mengenalkan kepada semua yang kucintai...terlebih si kecil, bola di mata dia hanya benda bulat yang kerap dia mainkan bersama teman juga kakak-kakaknya, meski dia kerap ikut latah mengenal beberapa pemain hebat baik dalam negeri juga luar negeri namun pengenalan yang namanya lapangan sepak bola secara utuh belum aku kenalkan, dan saat kesempatan itu ada, tanpa berpikir ulang aku tidak menyia-nyiakannya...berkeliling bersama ke empat buah hatiku aku membawa mereka ke stadion di mana beberapa peristiwa penting pernah terjadi di sana. Di sini aku kenalkan istilah bola tanpa suara...kenapa bisa ? seribu pertanyaan muncul dalam benak anak-anakku, ya...inilah yang ku tunjukan secara langsung kepada mereka, bola tanpa tempat yang di sebut lapangan, tanpa kaki, tanpa, keinginan, tanpa kekuatan dan tehnik, tanpa pemain dan pelatih, tanpa suporter dan tanpa harapan untuk selalu menang bukan bola namanya... Dikatakan bola tanpa suara adalah sebuah keseluruhan yang mendukung secara penuh semua hal yang berkaitan dengan bola dan apapun itu bentuk permainannya, entah sepak bola, bola voli, sepak takraw, bola tenis, tenis meja, golf dan lain sebagainya yang berhubungan dengan bola... Mungkin tanpa kita sadari kerap terlewat pendidikan atau ilmu bahwa di setiap hal apapun yang kita lakukan selalu ada bentuk pembelajaran tentang ilmu kehidupan,seperti hari itu aku kenalkan bola tanpa suara kepada anak-anakku, di sini aku perkenalkan bahwa pada bola kita di ajarkan untuk saling bekerja sama tanpa harus saling menjatuhkan akan tetapi saling mengisi dan memperkuat serta mendukung jika terlepas salah satunya maka yang ada gawang yang di jaga oleh kiper akan selalu kemasukan bola-bola lain dari lawan kita. Bola juga butuh lapangan luas di mana di situ di ajarkan bahwa pada setiap pemain juga pendukung elemen bola harus memiliki jiwa dan kepribadian yang tidak sempit akan tetapi terus melihat ke depan dan berjiwa besar ketika mengalami kegagalan bukan malah saling menjatuhkan dan memperolok. Menulis dan berbicara bola adalah keasyikan tersendiri buatku, meski tulisanku bukan dari bidikan berita reportase pecinta olah raga bola seutuhnya yang kerap menuliskan tehnik-tehnik bola secara apik dan kompeten namun buatku bola bukan hanya sekedar tehnik permainan saja, akan tetapi bola juga sebuah materi pendidikan moral yang layak untuk di jadikan studi kasus dan di kenalkan oleh anak-anak pada umumnya, karena pada dasarnya menikmati bola tidak harus dari satu sisi saja akan tetapi menikmati bola secara keseluruhan dan saling melengkapi di setiap lini yang terjadi kekosongan baik itu lini tengah atau sayap atau bahkan lini depan atau belakang agar bola selalu mengelinding ke arah medan di mana lawan lengah menjaganya.... salam olah raga... ( koleksi pribadi )
nay at GBK, " mengenalkan suatu pemahaman tanpa harus di belenggu dan di kotak-kotakan "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H