Mohon tunggu...
Syarwan Rafdhy
Syarwan Rafdhy Mohon Tunggu... Novelis - I know that I dont know

https://web.facebook.com/syarwan.rafdhy/ https://www.instagram.com/syarwan_rafdhy/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi Beragama di Ibu Pertiwi

17 Desember 2020   21:41 Diperbarui: 17 Desember 2020   21:54 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia di kenal sebagai Negara yang berkependudukan muslim terbesar, dan Indonesia memiliki sikap toleransi tinggi di dunia. Tidak hanya agama Islam yang ada di Indonesia, agama Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu ada di Indonesia.

Tak sedikit tokoh-tokoh dunia terkagum dengan sikap toleransi yang dimiliki masyarakat Indonesia, tokoh-tokoh dunia yang terkagum dengan toleransi di Ibu Pertiwi ini adalah Chiristian Wilhelm Walter Wulff (mantan presiden Jerman 2010-2012), Salman Bin Abdul Aziz (raja Arab Saudi), Dr. Zakir Naik, dan masih banyak lagi.

Raja Salman Bin Abdul Aziz salah satunya, yang memuji toleransi antar umat beragama di Indonesia, ia menilai sikap toleransi ini bisa menjadi modal kuat untuk kemajuan bersama, memerangi radikalisme, dan ekstrimisme. (dikutip dari Berita Satu pada 3 Maret 2017).

Sikap toleransi di Indonesia banyak menjadi referensi oleh Negara-negara lain, salah satunya Afghanistan. Negara Afghanistan sendiri belajar toleransi dari Indonesia. Abdul Hakim Mujahid merupakan salah satu delegasi Afghanistan mengatakan “Berdasarkan dari pengalaman yang dimiliki Indonesia, dan Indonesia memperlihatkan kepada kami keharmonisan, toleransi dan hidup berdampingan yang baik, sehingga kami (Afghanistan) mempelajari hal ini, dan menjadikannya sebagai pedoman di negara kami”. Pemerintah dan berbagai elemen masyarakat di Afghanistan berupaya keras menciptakan perdamaian di negaranya, dan meyakini bahwa perdamaian akan segera terwujud di Afghanistan.

Tak hanya itu, Negara-negara lain memiliki rasa iri kepada Indonesia karena keberagaman yang ada di Indonesia. Tak hanya beragam agama, tapi juga beragam suku, ras dan bahasa yang di satukan dengan pondasi yang kuat yaitu Pancasila. Bapak Presiden Joko Widodo mengatakan “Kita beruntung mempunyai Indonesia, Indonesia yang bisa menjadi referensi bagi Negara-negara lain, dan semua itu terjadi karene kita mempunyai Pancasila”. (di kutip dari Poin 20 September 2020).

Toleransi di Indonesia, terjadi karena adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan tentunya hal ini ada kesatuan dengan asas pancasila. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia, merupakan jalan tengah di luar ideologi Islam dan sekuler liberal barat. Ideologi ini tidak dimiliki oleh Negara lain, oleh sebab itu banyak Negara lain yang mengaguminya, iri dan bahkan ingin meniru ideologi pancasila sebagai ideologi jalan tengah di negaranya.

Sudah seharusnya kita sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki ideologi yang sangat diinginkan oleh Negara lain bangga akan ideologi Negara tercinta yaitu Pancasila. Rasa toleransi kita berawal pada diri kita masing-masing, yang di dasari dengan ajaran agama, dan di satukan oleh Pancasila.

Banggalah kita terhadap keragaman yang ada, keragaman keyakinan, keragaman suku, keragaman bahasa, dan keragaman lainnya, hal ini menjadi kelebihan bagi kita dan menjadikan Negara kita contoh untuk Negara lain. Indahnya toleransi di Indonesia bisa membuat kita untuk saling menghargai keyakinan, menghargai pilihan, dan menghargai apa yang kita jalankan. Keragaman ini bukan untuk saling memaki bahkan membenci, tapi keragaman ini bisa menyatukan hati bahkan memajukan negri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun