Apa yang lebih menyakitkan dari Life after Breakup?
Belakangan ini, istilah "Life after Breakup" menjadi viral di TikTok, terutama di kalangan generasi Z. Fenomena ini mencerminkan perubahan cara pandang anak muda terhadap fase kehidupan setelah putus cinta. Namun, meskipun istilah ini populer, banyak yang belum sepenuhnya memahami arti dan maknanya.
Life after breakup adalah fase di mana seseorang harus beradaptasi dengan kehidupan baru tanpa kehadiran pasangan. Ini bukan hanya sekadar mengakhiri hubungan, tetapi juga menyangkut proses penyembuhan dan penemuan kembali jati diri. Fase ini bisa menjadi tantangan yang besar, terutama bagi mereka yang terbiasa berbagi kehidupan dengan pasangan.
Setelah putus cinta, banyak orang merasakan kekosongan yang mendalam. Kehidupan yang dulunya penuh dengan rutinitas dan kebiasaan bersama pasangan tiba-tiba harus diubah. Perubahan ini bisa menyebabkan rasa kehilangan yang nyata dan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin memerlukan konseling dari pakar untuk melewati fase ini dengan lebih sehat. Konseling dapat membantu mereka mengatasi luka emosional dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk melanjutkan hidup. Penting untuk mengenali kapan saatnya mencari bantuan agar proses penyembuhan bisa berlangsung dengan baik.
Menghadapi masa life after breakup memang tidak mudah. Terkadang, kenangan mantan pacar masih menghantui pikiran dan perasaan. Rasa kecewa, marah, atau penyesalan sering kali menjadi teman setia di fase ini, membuat proses penyembuhan terasa lebih panjang dan sulit.
Namun, seiring berjalannya waktu, individu akan mulai membentuk kebiasaan baru dan membangun relasi baru. Ini adalah bagian dari perjalanan menuju kehidupan yang lebih bermakna. Mengutip dari laman Marriage, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melewati fase ini dengan lebih baik.
After a breakup, the loyal ones take time to heal and reflect, while the narcissist quickly finds someone new to fill the void and feed their ego.
Pertama, berfokus pada perawatan diri sangat penting. Alih-alih terpuruk dalam kesedihan, manfaatkan waktu untuk berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan melakukan aktivitas yang membuat bahagia. Merawat diri sendiri membantu membangun kembali kepercayaan diri dan mengurangi rasa sakit emosional.
Selain itu, istirahat dari media sosial juga bisa menjadi langkah yang bijak. Seringkali, stalking media sosial mantan dapat memperburuk perasaan dan membuat proses penyembuhan menjadi lebih sulit. Mengambil jarak dari dunia maya memungkinkan kita untuk lebih fokus pada diri sendiri tanpa gangguan dari kenangan masa lalu.