Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kota Kasih, Gerimis, Kamu, dan Kuah Salome

9 Januari 2025   00:44 Diperbarui: 9 Januari 2025   00:44 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antara aku, kamu dan bakso (dok. '' miaw)

Kota Kasih, Gerimis, Kamu, dan Kuah Salome

Di tengah gemerlap Kota Kasih, di mana lampu-lampu berkelap-kelip seolah sedang menari, aku menemukanmu. Setiap sudut kota ini menyimpan jejak langkah kita, dari trotoar basah yang dipeluk gerimis hingga kedai kopi kecil yang selalu dipenuhi aroma hangat. Di sana, tawa kita mengisi ruang, seakan dunia ini milik kita berdua.

Ketika gerimis pertama tiba, harapan baru menyapa. Tetes-tetes air yang jatuh lembut di atap kafe kecil membuat kita terjebak di dalamnya, menyaksikan hujan menari di jendela. Dalam momen itu, detak jantungku melambat, seolah waktu berhenti hanya untuk kita. Senyummu menghapus segala kesedihan, membiarkan kebahagiaan meluap dalam hati.

Aroma kuah salome yang menggoda menguar dari dapur, mengundang selera kita untuk mencicipi kehangatannya. Saat sendok bertemu mangkuk, kita berbagi bukan hanya makanan, tetapi cinta. Setiap suapan mengingatkanku pada kenangan indah yang kita rajut, seperti bumbu dalam kuah yang saling melengkapi.

Di bawah gerimis yang mulai deras, kita melangkah beriringan. Payung kecil kita seolah tak cukup untuk menampung kasih sayang yang besar, tetapi rintik air yang jatuh menciptakan melodi indah yang hanya bisa kita dengar. Setiap tetes adalah ungkapan rasa tak terucap, sebuah simfoni dari hati yang saling bergetar.

Malam tiba, bintang-bintang berkelap-kelip seperti harapan kita. Kita duduk di bangku taman, berbagi cerita sambil menikmati keindahan alam. Dalam keheningan, suara hati kita saling berbisik, mengungkapkan semua rasa terpendam. Di bawah langit tak berbatas, kita menemukan satu sama lain, seakan dunia ini diciptakan untuk kita.

Senja di Kota Kasih selalu menghadirkan kehangatan. Saat matahari tenggelam, langit berubah menjadi palet warna yang menakjubkan. Kita berdiri berdekatan, menyaksikan keajaiban itu, dan aku menyadari betapa beruntungnya aku memilikimu. Dalam cahaya lembut senja, kamu adalah bintang paling bersinar, pemandangan terindah dalam hidupku.

Baca juga: Kamu, Buku, dan Bir

Setiap perjalanan ke tempat kita adalah sebuah petualangan. Dari jalanan ramai hingga gang sepi, setiap detik bersamamu terasa istimewa. Kita adalah penjelajah, menemukan keindahan di setiap sudut yang dilalui, menjadikan hidup ini penuh makna.

Ketika hujan turun dengan derasnya, kita justru menemukan kebahagiaan. Menari di bawah hujan, tertawa tanpa peduli pada basahnya baju, setiap gerakan mengalirkan cinta dan kebebasan. Hujan ini bukan hanya air, tetapi simbol kegembiraan yang kita bagi, menambah warna dalam hidup kita.

Kuah salome yang kita cicipi menjadi simbol kehangatan yang kita rasakan. Setiap bumbu yang dicampurkan menggambarkan perjalanan cinta kita---manis, pedas, dan sedikit asam, seperti kehidupan yang kita jalani. Bersama, kita menciptakan resep kebahagiaan yang akan selalu terukir dalam ingatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun